ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN MEISHI SHUUSHOKU DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG : STUDI KASUS TERHADAP MAHASISWA PROGRAM EPA STIKES CIREBON

Penelitian ini, meneliti kesalahan penggunaan meishi shuushoku pada mahasiswa program EPA STIKes Cirebon. Dari penelitian ini terdapat beberapa kesalahan yang muncul dari penggunaan meishi shuushoku. Jenis kesalahannya yaitu: kesalahan penyusunan, kesalahan partikel, kesalahan penulisan dan kesalahan kosakata. Kesalahan penyusunan ini berupa kesalahan penyusunan penempatan kata benda inti, kesalahan penempatan kata atau kalimat penjelas serta kesalahan penyusunan karena ketidakpahaman mengenai aturan meishi shuushoku. Kesalahan partikel yang muncul yaitu kesalahan partikel no, ni, wo dan de. Kesalahan yang paling banyak muncul adalah kesalahan penyusunan karena ketidakpahaman pembelajar mengenai aturan meishi shuushoku. Penyebab kesalahannya yaitu karena overgeneralization, language transfer dan transfer of training. Melihat dari kesalahan yang banyak muncul dan juga penyebab kesalahannya, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman pembelajar mengenai aturan meishi shuushoku masih rendah. Faktor kompetensi pembelajar dalam memahami aturan tata bahasa Jepang masih jauh dari harapan, sehingga upaya yang perlu dilakukan untuk mengurangi kesalahannya yaitu memfokuskan pada metode pengajaran dan latihan yang diberikan guru kepada pembelajar.---- This research is employed towards students of EPA programs in STIKes Cirebon. From this research, it is found that some errors from the usage of meishi shuushoku. The error are: word placement errors, particle errors, writing errors and vocabulary errors. This arrangement error consists of an error in the placement of main noun, error because of an explaining word or sentence of main noun and misunderstanding about the rules of meishi shuushoku. The particle errors that arise are particle no, ni, wo and de. The error in the usage of meishi shuushoku is causing by overgeneralization, language transfer and transfer of training. By explanation mentioned above, it can be concluded that the process of learning and the acquisition of meishi shuushoku among Japanese language learner is still less than maximum