PENERAPAN DIVERSI DALAM KASUS ANAK PELAKU TINDAK PIDANA DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DI INDONESIA (STUDI KASUS DI KABUPATEN LEBONG)

Penerapan Diversi dalam Kasus Anak Pelaku Tindak Pidana Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak di Indonesia (Studi Kasus Di Kabupaten Lebong) adanya ketidaksepahaman antar para penegak hukum khususnya hakim dalam menerapkan Restorative Justice melalui diversi sehingga menyebabkan putusan yang dihasilkan tidak mengutamakan kepentingan anak itu sendiri. Tujuan Penelitian adalah (1) menganalisis dan menjelaskan pengaturan diversi dalam kasus anak pelaku tindak pidana yang tidak memenuhi ketentuan batasan pelaku yang dapat didiversi, (2) menganalisis dan menjelaskan dasar perbedaan pertimbangan hakim dalam mengabulkan atau tidak mengabulkan permohonan diversi anak pelaku tindak pidana perbedaan pertimbangan hakim dalam mengabulkan permohonan diversi anak pelaku tindak pidana. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa 1) pengaturan diversi dalam kasus anak pelaku tindak pidana yang tidak memenuhi ketentuan batasan pelaku yang dapat didiversi bahwa Pasal 7 (2) huruf a dan b Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak menyatakan bahwa “diancam dengan pidana penjara di bawah 7 (tujuh) tahun dan bukan merupakan pengulangan tindak pidana” selain itu juga faktor usia pelaku juga menjadi hal yang dipertimbangkan sebagaimana yang diatur dalam The Beijing Rules maupun Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak 2). Dasar perbedaan pertimbangan hakim dalam mengabulkan permohonan diversi anak pelaku tindak pidana bahwa pelaku anak atas nama Suprin alias Suprin bin Rustam dalam kasus ini hakim didasarkan pasal 6, 7, 8, 9 dan 12 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak serta peraturan perundang-undangan yang lain dan pelaku anak Rizki Biade alias Acong bin Yulyadi Susanto menerima permohonan diversi yang didasarkan pada Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman mengharuskan hakim menggali nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat