IMPLEMENTASI PARADIGMA INTEGRATIF-TAUHIDIK DALAM PEMBENTUKAN SIKAP RELIGIUS-RASIONAL SISWA (Studi Pembelajaran Sains di MAN 2 Kudus)

Latar belakang penelitian ini adalah permasalahan dikotomi keilmuan yang mengakibatkan masyarakat tidak mampu menyatukan sains dan agama sebagai suatu kesatuan dalam kehidupannya. Akibatnya terjadi pemisahan penggunaan akal dan wahyu dalam menyelesaikan dan menanggapi persoalan yang terjadi di kehidupan mereka. Menanggapi hal tersebut, maka peneliti menganggap penting untuk mengkaji integrasi keilmuan yang diterapkan dalam pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi paradigma integratif-tauhidik di MAN 2 Kudus dan kontribusi implementasi paradigma tersebut terhadap pembentukan sikap religius-rasional siswa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan filososfis dan psikologis. Pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi, observasi, dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan cara mereduksi, melakukan penyajian data, dan triangulasi dari hasil observasi dan wawancara. Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh jawaban mengenai implementasi paradigma integratif-tauhidik yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran, mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan juga evaluasi pembelajaran. Penyusunan perencanaan pembelajaran sudah diarahkan kepada pelaksanaan pembelajaran sains yang integratif, dapat dilihat dari kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang disusun. Proses pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan integrasi dapat dilaksanakan dengan baik seperti dalam materi sistem reproduksi, proses fertilisasi, atom, ikatan kimia pada air, dan juga hukum kekekalan momentum. Model integrasi yang digunakan dalam pembelajaran sains adalah model induktifikasi, similiarisasi, komplementasi, dan verifikasi. Metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah pembelajaran interaktif dengan model pembelajaran kontekstual. Media yang digunakan untuk mengintegrasikan sains dengan agama, yaitu alam semesta, video, dan fenomena di masyarakat. Paradigma integratif-tauhidik memiliki kontribusi penting dalam pembentukan sikap religius rasional. Paradigma integratif-tauhidik merupakan jembatan pengubung yang mengintegrasikan dan mempertemukan sikap religius dan sikap rasional. Dengan pembelajaran yang berparadigma tersebut, maka tembok pemisah antara sains dengan agama atau akal dengan wahyu, terkikis dan rubuh. Sehingga agama mampu menjadi bagian integral dari kehidupannya, sebaliknya, siswa juga tidak anti terhadap penggunaan akal sebagai alat untuk mengkaji persoalan-persoalan agama yang akan dihadapinya kelak. Kata Kunci: Integratif, Tauhidik, Religius, Rasional