PERSEPSI PEGAWAI ATAS PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN BUDAYA ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Organisasi Perangkat Daerah/OPD Kabupaten Madiun)

Etika dan sikap profesional dalam sistem pelaporan keuangan masih memiliki kelemahan-kelemahan dan sering terjadi di Indonesia. Hal ini menarik untuk menjadi topik pembicaraan, karena kasus seperti ini masih sering terjadi di perusahaan atau lembaga keuangan karena kurangnya etika dan sikap professional akuntan dalam membuat laporan keuangan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi etika dan sikap profesional seorang pegawai adalah tingkat pendidikan Etika penyusunan laporan keuangan tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan pegawai, melainkan dapat didukung dengan komitmen organisasi dan budaya dalam organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui etika penyusunan laporan keuangan. Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik penetuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel yang diperoleh sebanyak 34 OPD di Kabupaten Madiun. Metode pengambilan data menggunakan kuisioner yaitu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden. Metode analisis data menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap etika penyusunan laporan keuangan, tetapi komitmen organisasi dan budaya organisasi tidak mampu bertindak sebagai variabel moderating. Pegawai yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi memiliki pemahaman beretika yang lebih baik. Pegawai yang memiki komitmen yang tinggi cenderung mengungkapkan informasi dalam laporan keuangan belum sesuai dengan kebutuhan yang digunakan sebagai informasi dalam pengambilan kebijakan. Hal tersebut dikarenakan pegawai cenderung lebih mementingkan kepentingan pribadi dari pada kepentingan instansi. Selain itu budaya organisasi yang kurang fleksibel dan kaku menjadi salah satu faktor penghambat melemahnya etika penyusunan laporan keuangan karena telah mengakar pada kinerja pegawai. Pelaksanaan pekerjaan secara kelompok dan agresif akan cenderung mementingan kepetingan kelompok, sehingga adanya budaya organisasi yang melekat tersebut pegawai akan sulit mengenali pekerjaanya dengan baik. Hal tersebut yang menjadi permasalahan, sehingga menyebabkan komitmen organisasi dan budaya organisasi tidak mampu menguatkan etika penyusunan laporan keuangan, meskipun mayoritas pegawai memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Kata Kunci: Persepsi, Tingkat Pendidikan, Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, Etika Penyusunan Laporan Keuangan