POLA ASUH REMAJA PADA KELUARGA TENAGA KERJA INDONESIA DALAM RANGKA IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KEDISIPLINAN SEBAGAI NILAI KARAKTER (Studi pada siswa SMK PGRI 1 Ponorogo)

Kata kunci: pola asuh, keluarga TKI, pendidikan nilai karakter Kebutuhan anak adalah tanggung jawab orang tua, orang tua akan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi anak mereka, hal ini memaksa para orang tua untuk bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka termasuk anak-anaknya, apalagi anak yang mulai tumbuh menjadi remaja, maka kebutuhannya juga akan menjadi tambah banyak. Karena kebutuhan yang makin meningkat itu maka, para orang tua berusaha mencari pekerjaan dengan penghasilan yang layak dan tak jarang banyak orang tua yang nekad mencari pekerjaan sampai diluar negeri. Para orang tua yang bekerja di luar negeri (TKI) ini, secara otomatis dan pasti akan meninggalkan keluarga mereka termasuk anak remajanya dan hal ini akan baik bagi keluarga, karena dengan bekerja dan berpenghasilan yang layak akan meningkatkan kesejatraan keluarga, akan tetapi juga akan berdampak tidak baik bagi anak remaja yang ditinggalkannya, anak remajanya akan kehilangan kasih sayang dan kehilangan perhatian. Penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan yang bersifat deskriptif dengan pendekatan metode penelitian kualitatif. Fokus masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pola asuh remaja yang diterapkan pada keluarga TKI dalam rangka implementasi pendidikan kedisiplinan sebagai nilai karakter di SMK PGRI 1 Ponorogo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, menganalisis dan mendiskripsikan dampak pola asuh remaja pada keluarga TKI dalam rangka implementasi pendidikan kedisiplinan sebagai nilai karakter.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh terhadap anak pada keluarga TKI cenderung menggunakan pola asuh permisif yang terkesan memberi anak kebebasan untuk melakukan apa saja yang anak kehendaki. Kontrol orangtua yang mengasuh dirumah terhadap kedisiplinan anak sangat sedikit ditambah lagi salah satu dari orangtua anak bekerja keluar negeri menjadi TKI. Fungsi dan peran orangtua terhadap anak tidak terpenuhi secara maksimal. Akibat dari pola asuh tersebut kepribadian anak menjadi sulit untuk diarahkan kepada hal yang baik. Pendidikan nilai karakter tidak dapat berjalan dengan baik apabila tidak ada kerjasama antara orangtua dan pihak sekolah. Oleh karena itu kerjasama antara kedua belah pihak sangat diperlukan demi terwujudnya pendidikan karakter yang baik khususnya bagi siswa yang orangtuanya bekerja kelur negeri menjadi TKI, karena siswa tersebut diasuh oleh orangtua tunggal atau keluarga yang diberi amanat untuk mengasuhnya. Dan yang lebih penting lagi adalah adanya komunikasi antara orangtua yang ada dirumah dengan orangtua yang berada diluar negeri serta antara anak dengan orangtua yang bekerja keluar negeri