Pola solidaritas antar pedagang kaki lima di sekitar kawasan BTC (Bangka Trade Center) Kota Pangkalpinang

Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di Kota Pangkalpinang sebagai sektor informal ternyata membantu pemerintah dalam penyesuaian lapangan kerja, menanggulangi kemiskinan serta mampu mengintegrasikan sesama pedagang karena pedagang kaki lima ini terdiri dari berbagai macam daerah dan etnis. Untuk itu peneliti tertarik untuk mengkaji tentang pola solidaritas antar pedagang kaki lima di sekitar kawasan BTC Kota Pangkalpinang. Tujuan dari Penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana pola solidaritas antar pedagang kaki lima di sekitar kawasan BTC Kota Pangkalpinang. Teori yang digunakan untuk menganalisis permasalahan dalam penelitian ini adalah teori dari Emile Durkheim mengenai solidaritas sosial mekanik dan solidaritas organik. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan BTC Kota Pangkalpinang. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deksriptif. Dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, jumlah informan sebanyak 17 orang diantaranya 15 orang pedagang kaki lima dan 2 orang pihak dinas pasar. Teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, menunjukan bahwa pola solidaritas antar pedagang kaki lima diikat oleh solidaritas mekanik dan solidaritas organik yang ditandai dengan adanya kontak sosial (silaturahmi antar pedagang), kebersamaan atau kerjasama, seperti menjaga keamanan kios/lapak dan menciptakan kebersihan kios/lapak. Serta adanya pemberian modal usaha yang diberikan pemerintah untuk memudahkan para pedagang kaki lima menjajakan dagangannya. Terbentuknya solidaritas antar pedagang kaki lima di dasari pada 3 faktor yakni adanya nilai kekeluargaan, mempunyai tujuan yang sama dan kepercayaan pada pedagang kaki lima yang semakin mempererat hubungan solidaritas antar pedagang kaki lima