Analisis pemenuhan pola pangan harapan (pph) di Kabupaten Bangka Tengah

Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan gambaran pemenuhan pola pangan harapan (PPH) di Kabupaten Bangka Tengah, (2) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat capaian pola pangan Harapan (PPH) di Kabupaten Bangka Tengah. Tempat dan waktu penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bangka Tengah yang terbagi menjadi enam kecamatan yang terdiri dari Kecamatan Koba, Kecamatan Pangkalan Baru, Kecamatan Sungai Selan, Kecamatan Simpang Katis, Kecamatan Namang dan Kecamatan Lubuk Besar dan pada bulan Oktober 2015 sampai Desember 2016. Metode penelitian adalah menggunakan metode survei, sedangkan Metode penarikan contoh dalam penelitian adalah dengan menggunakan metode pengambilan sampel secara sengaja (purposive sampling). Pengambilan sampel dilakukan terhadap 360 rumah tangga responden. Metode pengolahan dan analisis data menjelaskan secara desktiptif dan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Bangka Tengah menunjukkan konsumsi energi baru mencapai 1849,5 Kkal/Kap/hari, artinya dengan kondisi seperti ini Kabupaten Bangka Tengah untuk Konsumsi Energinya belum mencapai amanat dalam WNPG VIII tahun 2004 yaitu 2000 Kkal/kap/hari, masih kurang 150,5 Kkal/Kap/hari. Skor pola pangan harapan di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2015 sebesar 86,5 dimana kondisi ini masih dibawah Standar SPM yang ditetapkan pada tahun 2015 sebesar 90, artinya pada tahun 2015 Kabupaten Bangka Tengah untuk mencapai SPM masih kurang 3,5. Sumber energi yang menyumbangkan kalori diatas amanat WNPG VIII adalah kelompok pangan padi-padian, pangan hewani, minyak dan lemak. Sumber energi yang belum memberikan kontribusi maksimal sesuai anjuran WNPG VIII adalah kelompok umbi-umbian, buah dan biji berminyak, kacang-kacangan, gula, sayur dan buah serta kelompok pangan lain-lain. (2) Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap tingkat capaian pola pangan harapan (PPH) di Kabupaten Bangka Tengah adalah lokasi kediaman, status perekonomian rumah tangga, jumlah pangan yang dikonsumsi dan jumlah jenis bahan pangan yang dikonsumsi