Citra laki-laki ber-KB (Studi terhadap akseptabilitas program laki-laki ber-KB di Kota Pangkalpinang)

Program keluarga berencana untuk laki-laki telah ada sejak tahun 1970. Pada tahun 2015-Juni 2016 terjadi peningkatan partisipasi laki-laki dalam program KB di Kota Pangkalpinang, baik pada alat kontrasepsi kondom maupun MOP.Tujuan penelitian ini untuk mengindentifikasi faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi program KB pada akseptor laki-laki di Kota Pangkalpinang dan Menganalisis citra KB laki-laki pada masyarakat Kota Pangkalpinang. Teori yang digunakan untuk menganalisis citra laki-laki ber-KB di Kota Pangkalpinang, yaitu labelling theory. Labelling theory yang digunakan milik Howard S.Becker. Labelling theory Becker menekankan pada dua aspek, pertama, menjelaskan permasalahan mengapa dan bagaimana orang-orang tertentu di beri cap/label. Kedua, pengaruh atau efek dari label yang diberikan itu pada penyimpangan tingkah laku seseorang. Jenis dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Jumlah informan pada penelitian ini ada 31orang informan yang terbagi atas 3 kategori, yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Berdasarkan penelitian dilapangan ditemukan macam-macam faktor yang mempengaruhi laki-laki ber-KB di Kota Pangkalpinang, yaitu efek samping alat kontrasepsi, menunda kehamilan, memilih alat kontrasepsi yang aman, kesadaran dan cinta terhadap istri, pertimbangan usia, sudah memiliki anak yang cukup, pertimbangan biaya, pertimbangan lebih praktis dan jangka panjang (permanen). Kecendrungan citra laki-laki ber-KB di Kota Pangkalpinang bervariasi, yaitu terdapat 84,2% informan yang memberikan citra positif dengan label gentleman, dan hanya 15,8% informan yang memberikan citra negatif, sehingga dengan analisis labelling Becker ditarik kesimpulan citra laki-laki ber-KB di Kota Pangkalpinang positif dengan label “gentleman” karena laki-laki yang ber-KB dianggap sebagai pemberani dan penolong bagi perempuan (istri), sehingga gentleman diberikan sebagai bentuk apresiasi masyarakat kepada laki-laki yang menggunakan KB