Inovasi kurikulum dan pembentukan habitus siswa (studi pada sekolah alam Bangka Belitung)

Kurikulum merupakan rancangan pelajaran yang diberikan oleh lembaga penyelenggara pendidikan. Kurikulum yang ditetapkan pada tahun 2017 saat ini adalah kurikulum 2013. Tetapi salah satu sekolah yaitu Sekolah Alam Bangka Belitung hanya menjadikan kurikulum 2013 sebagai patokan dasar pembentukannya saja, serta memiliki kurikulum sendiri yang dinamakan kurikum khas Sekolah Alam berbasis pada Al-Quran dan Sunnah. Penerapan kurikulum khas Sekolah Alam Bangka Belitung akan membentuk suatu kebiasaan atau habitus siswa yang berbeda dengan sekolah negeri pada umumnya. Teori yang digunakan untuk menganalisis kurikulum khas Sekolah Alam Bangka Belitung dan pembentukan habitus siswa adalah teori habitus dari Pierre Bourdieu.Teori ini memusatkan pada pola perilaku atau kebiasaan yang menetap pada diri manusia dan berlangsung dalam jangka waktu lama. Metode dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan terhadap 10 informan yang ditentukan dengan cara purposive sampling. Analisis dilakukan dengan cara reduksi data, display dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukan bahwa kurikulum khas Sekolah Alam Bangka Belitung sangat berpengaruh pada pembentukan habitus siswa. Adapun isi dari kurikulum khas Sekolah Alam Bangka Belitung yaitu kurikulum akhlak, kurikulum logika, kurikulum leadership dan kurikulum enterprenuership. Sedangkang metode yang digunakan Sekolah Alam Bangka Belitung dalam membentuk habitus siswa yaitu melalui praktek kegiatan agama yang dilakukan setiap hari di sekolah, pembelajaran outdoor, penerapan tiga gaya belajar (visual, audio dan kinestetik) dan kinerja fasilitator. Adanya tanggapan dan penilaian dari orangtua siswa mengenai perubahan habitus pada anaknya setelah bersekolah di Sekolah Alam Bangka Belitung. Tanggapan dan penilaian ini dibagi menjadi dua yaitu secara positif dan negatif. Tanggapan dan penilaian positif berupa penerapan praktek kegiatan agama, perubahan perilaku sosial, memunculkan sikap mandiri dan percaya diri serta kreatif dan inovatif. Sedangakan tanggapan dan penilaian negatif berupa waktu pulang sekolah yang tidak kosisten dan meningkatkan pengawasan pada kegiatan siswa