Implementasi Strategi DOTS Dalam Pengendalian Tuberkulosis di Puskesmas Gunung Tabur Kabupaten Berau

Penerapan sistem DOTS (Directly Observed Treatment, Short-course) pada tahun 2000 di seluruh Puskesmas dipandang berhasil, tetapi laju penurunan prevalensi dan mortalitas TB belum cukup cepat untuk menjadi separuh pada tahun 2015 sesuai dengan target Millenium Development Goals (MDGs). Latar belakang penelitian ini diangkat yaitu untuk melihat bagaimana implementasi strategi DOTS dalam pengendalian tuberkulosis di Puskesmas Gunung Tabur Kabupaten Berau. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan implementasi strategi DOTS, serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi strategi DOTS dalam pengendalian Tuberkulosis di Puskesmas Gunung Tabur. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa Implementasi strategi DOTS untuk pengendalian penyakit TB di puskesmas Gunung Tabur telah berjalan, tetapi pelaksanaan strategi DOTS tersebut belum berjalan dengan baik. Komitmen dan dukungan Pemerintah Daerah masih kurang dalam pembiayaan program pengendalian TB, belum ada anggaran dari APBD Kabupaten untuk program TB. Penemuan suspek TB dan pengelolaan pasien TB di puskesmas Gunung Tabur dilakukan secara PCF (Passive Case Finding) sehingga CDR (Case Detection Rate) belum memenuhi target. PMO Puskesmas Gunung Tabur telah melaksanakan programnya sesuai dengan aturan yang ada. OAT dijamin ketersediaannya karena merupakan obat sangat sangat essensial sesuai dengan LPLPO. Pencatatan dan pelaporan suspek TB sudah sesuai dengan standar yang telah ditentukan, namun masih perlu peningkatan dalam hat kelengkapan dan ketepatan laporan. Faktor yang mempengaruhi implementasi strategi DOTS dalam pengendalian penyakit TB antara lain: komunikasi, sumberdaya, disposisi, dan struktur birokrasi