Implementasi Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Di Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara

Menyadari pentingnya diversifikasi pangan, pemerintah telah mengambil berbagai upaya dan kebijakan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pelaksanaan Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KPRL). Tujuan dari penelitian ini adalah : (1)Menganalisis Implementasi Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara; dan (2) Mengetahui Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara. Berdasarkan pendekatan yang digunakan, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kota Tarakan. Objek yang diteliti pada penelitian ini adalah Implementasi Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif melalui analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dan analisis tema kultural. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Kota Tarakan berjalan efektif, namun pelaksanaan di lapangan masih ditemukan kendala. Bentuk kegiatan Implementasi Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) adalah melakukan perencanaan, pengorganisasian,pelaksanaan program, serta monitoring dan evaluasi. Tujuan pemerintah Kota Tarakan melaksanakan Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) adalah memotivasi dan memberdayakan kelompok wanita tani memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam sayur-sayuran, buah-buahan dan temak untuk pemenuhan pangan dan gizi keluarga guna mendukung ketahanan pangan. Adapun faktor pendukung dalam pelaksanaan implementasi Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Kota Tarakan antara lain aspek transmisi, kejelasan proses informasi, dan konsistensi dalam faktor komunikasi, aspek staf,informasi, wewenang, dan fasilitas dalam faktor sumber daya pelaksana, aspek pengangkatan birokrat pada faktor disposisi, dan aspek fragmentasi pada faktor struktur birokrasi. Adapun faktor yang menjadi penghambat adalah aspek insentif dalam faktor disposisi dan aspek Standar Operasional Prosedur (SOP) pada faktor struktur birokrasi