Analisis Perbandingan Tingkat Risiko Antara Pembiayaan Akad Jual Beli Dengan Akad Bagi Hasil Pada PT Bank Muamalat Indonesia Sub Branch Bone.

Meskipun terjadi perkembangan yang cukup pesat perbankan syariah di Indonesia, namun dari segi komposisi pembiayaan masih terjadi ketimpangan. Hal ini ditandai dengan masih mendominasinya skim mura>bahah (jual beli konsumtif) dibandingkan dengan skim mud}a>rabah (bagi hasil/produktif). Pembiayaan mud}a>rabah merupakan pembiayaan pada sektor riil dinilai mempunyai risiko yang tinggi. Karena itu, bank syariah perlu untuk melakukan manajemen risiko serta melakukan penilaian terhadap tingkat risiko maksimal yang mungkin terjadi pada pembiayaan yang dilakukannya. Dalam tulisan ini yang menjadi objek penelitian adalah portofolio pembiayaan yang berbasis bagi hasil dan jual beli pada Bank Muamalat yang mengalami default rate atau dengan kata lain terjadinya kolektabilitas atau risiko gagal bayar pada beberapa nasabah pembiayaan. Penelitian ini akan menganalisis ukuran tingkat risiko masing-masing pembiayaan mura>bahah (jual beli) mud}a>rabah dan musya>rakah (bagi hasil). Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data-data sekunder dari Bank Muamalat berupa neraca tahunan yang memuat laporan plafond pembiayaan dan kolektabilitas serta wawancara dengan pihak yang berkepentingan pada objek penelitian. Selanjutnya instrumen penelitian yang digunakan adalah riset kepustakaan dan rset lapangan dengan menggunakan field note, wawancara, dan dokumentasi. Adapun pengolahan data menggunakan metode creditrisk. CreditRiskadalah suatu model pengukuran risiko portofolio pembiayaan. Model ini dikenalkan oleh Credit Suisse Financial Products (CSFP) pada tahun 1997. Pendekatan ini merupakan pengukuran kerugian maksimum dari portofolio kredit yang default. Data input CreditRiskadalah sebagai berikut (exposure of default, default rates, probability of default, dan expected loss) setelah mendapatkan hasil olah data tersebut kemudian di analisis dengan analisi tren untuk mengukur frekuensi tingkat risiko yang terjadi dalam kurun waktu 2013-2014 dan menggunakan analisis uji hipotesis one sampel T test untuk mendapatkan perbandingan tingkat risiko pembiayaan jual beli dengan bagi hasil. Hasil analisis tren mengungkapkan bahwa frekuensi terjadinya risiko pembiayaan lebih dominan pada akad jual beli, ini terlihat dari bulan Juni 2013 hingga Desember 2014 NPF murabahah terus meningkat, berbeda dengan mud}a>rabah (bagi hasil) tetap dalam keadaan lancar. Sedangkan hasil analisis uji banding One sampel T test mengungkapkan bahwa bahwa pembiayaan dengan akad Mura>bahah lebih tinggi risikonya diukur dari tingginya pembiayaan macet yang dialami dalam hal ini kategori kolektabilitas 5 yang pada akhirnya berdampak pada tingkat pencapaian profitabilitas Bank Muamalat