Zakat dan Peningkatan Taraf Hidup Anggota Prajurit TNI AD Kodam VII Wirabuana

Kewajiban zakat merupakan salah satu dari lima rukun Islam, namun permasalahan zakat tidak bisa dipisahkan dari usaha dan penghasilan masyarakat, demikian juga pada zaman Rasulullah Muhammad saw. Pokok permasalahan dari skripsi ini adalah bagaimana proses pengelolaan zakat berdasarkan UU RI Nomor 38 Tahun 1999 dan UU RI Nomor 23 Tahun 2011 sebagai revisi UU Nomor 38 Tahun 1999 serta peraturan yang mengikat lainnya, dilingkup TNI AD Kodam VII Wirabuana dan kaitannya dengan peningkatan kesejahteraan Prajurit di wilayah satuan Kodam VII Wirabuana. Dari pokok permasalahan tersebut diperoleh sub permasalahan antara lain sebagai berikut: Bagaimana Pengelolaan Zakat di Bintaldam Kodam VII Wirabuana? Sejauhmana Peningkatan Taraf Hidup Anggota Prajurit TNI AD Kodam VII Wirabuana dengan keberadaan Badan pengelola zakat? Untuk menjawab pokok permasalahan di atas, digunakan metode penelitian Field research kualitatif) dengan menggunakan pendekatan syar’i normatif (Hukum Islam) dan yuridis normatif (Hukum Positif). Adapun sumber data yang digunakan yaitu sumber data primer yang merupakan dokumen peraturan yang bersifat mengikat, asli dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang, data sekunder berupa pengumpulan data dari bahan-bahan kepustakaan. Dalam skripsi ini digunakan metode pengumpulan data dengan cara identifikasi yaitu wawancara kepada pihak-pihak yang terkait dan studi dokumentasi, adapun isntrumen penelitan yang diguanakan yakni obserfasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan yaitu analisis data kualitatif yaitu upaya yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola dan untuk lebih mendapatkan gambaran nyata yang selanjutnya akan disajikan secara deskriptif. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa keberadaan Bintaldam Kodam VII Wirabuana berdasarkan tugas dan fungsinya mampu memiliki eksistensi yang luar biasa, bukan hanya sebagai badan pembinaan mental dan spritual prajurit dilingkup Kodam VII, namun sebagai badan pendukung pelaksanaan teritorial dilingkup satuan, sebagai upaya pengoptimalisasian pelaksanaan pengelolaan zakat. Sehingga demikian prajurit akan lebih semangat melaksanakan serbuan teritorial karena mereka turut memastikan penyaluran zakat penghasilan, infaq dan sodaqohnya digunakan tepat sasaran, dan tidak mengharapkan pahala lebih dari sekedar mengeluarkan zakat, namun hanya berupaya megoptimalisasikan penyaluran serta mewujudkan dana zakat kepada hal- hal yang berguna bagi masyarakat, ini sangat erat kaitannya dengan kesejahteraan mental prajurit secara jasmani dan rohani. Sejalan pula dengan kaidah yang diajarkan oleh Para ulama bahwa: “Maa laa yudroku kulluh, laa yudroku kulluh” (مَالاَ يُدْرَكُ كُلُّهُ لاَ يترك كله) bahwa sesuatu yang tidak tercapai semuanya, jangan ditinggal semuanya. Berdasarkan implikasi penelitian yang penulis telah dapatkan ialah bahwa upaya keadaan sosial yang serasi, stabil, dinamis, berbudaya, dan berkepribadian, hanya dapat berkembang di dalam suasana aman dan damai. Kemegahan sosial suatu bangsa biasanya mencerminkan tingkat kesejahteraan nasional baik fisik maupun mental rohani. Dengan demikian keadaan sosial yang timpang dengan segala kontra diktif tanpa budaya dan kepribadian memungkinkan timbul ketegangan sosial yang jelas akan membahayakan keutuhan nasional