Perilaku Konsumsi Mahasiswi UIN Alauddin Makassar terhadap Penggunaan Kosmetik Pemutih

Kosmetik merupakan produk yang senantiasa digandrungi oleh seluruh kalangan tanpa mengenal usia. Kehadiran kosmetik di era dewasa ini, merupakan suatu kebutuhan yang mutlak terlebih bagi kaum hawa. Munculnya berbagai macam produk kosmetik seperti kosmetik pemutih menjadikan hal ini sebagai trend dan lifestyle terutama di kalangan mahasiswi. Berdasarkan pokok masalah bagaimana perilaku konsumsi mahasiswi UIN Alauddin Makassar terhadap penggunaan kosmetik pemutih? Pokok masalah tersebut selanjutnya di-breakdown ke dalam beberapa sub masalah atau pertanyaan penelitian, yaitu 1). Faktor-faktor apa yang memengaruhi/memotivasi perilaku konsumsi mahasiswi UIN Alauddin Makassar terhadap penggunaan kosmetik pemutih?, 2). Bagaimana penerapan prinsip-prinsip konsumsi mahasiswi UIN Alauddin Makassar terhadap penggunaan kosmetik pemutih perspektif Ekonomi Islam?. Jenis penelitian ini tergolong kualitatif dengan pendekatan penelitian yang digunakan adalah: teologis normatif (syar’i), pendekatan sosiologis dan pendekatan fenomenologi. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah mahasiswi UIN Alauddin Makassar. Selanjutnya, metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan penelusuran referensi. Lalu, tekhnik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan melalui tiga tahapan, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peneliti menemukan faktor-faktor yang memengaruhi perilaku konsumsi mahasiswi UIN Alauddin Makassar, yaitu: faktor keluarga, faktor pergaulan, faktor psikologi, faktor media informasi, dan faktor konsumerisme. Penerapan prinsip konsumsi Islami oleh mahasiswi UIN Alauddin Makassar belum terlaksana dengan baik, masih banyak mahasiswi UIN Alauddin Makassar yang mengabaikan dan tidak mempertimbangkan prinsip halal, tayyiban, dan kesederhanaan dalam mengonsumsi/menggunakan kosmetik pemutih. Implikasi dari penelitian ini adalah: 1). Mahasiswa bisa mengetahui bahwa tidak semua kosmetik pemutih aman untuk digunakan dan diperbolehkan oleh agama, 2). Mahasiswa bisa menjadi konsumen yang cerdas dan selektif dalam memilih kosmetik yang akan digunakan