Wisata Arkeologi Bersama Al-Qur'an

Pembahasan buku ini merupakan kajian mendasar mengenai data arkeologi yang diungkapkan dalam Alquran. Sebagaimana dimaklumi bahwa arkeologi telah dipandang sebagai disiplin ilmu yang paling urgen dalam merekonstruksi hal-ihwal kehidupan masa lalu. Alquran sebagai sumber ilmu pengetahuan, banyak bertutur mengenai peristiwa-peristiwa yang berkenaan dengan generasi praislam. Namun Alquran mengungkap kemajuan dan kehancuran generasi terdahulu selalu diiringi dengan tujuan pengungkapannya yaitu sebagai peringatan dan kajian yang menarik untuk generasi berikut yang berbeda dengan kajian–kajian modern lainnya. Alquran secara mendasar telah mengulas data-data Arkeologi dengan begitu komplet. Terlihat dari berbagai konteks bermula dari pencanangan sadar studi wisata oleh Alquran agar manusia mau melawat ke seantero bumi ini. Dengan memamparkan beberapa obyek Arkeologi seperti arsitekritual keagamaan, fosil bahtera Nabi Nuh,situs pemukiman suatu negeri yang pernah dimusnahkan Allah, bendungan Ma’rib,mummi Fir’aun, Gua Ashhab al-Kahfi dan artifak lain. Juga metode analisis yang berawal dari observasi langsung(siru), melalui analisa nazhar, tadabbur, ta’ammul, dan tafakkur,dengan menyoroti berbagai sudut pandang melalui pola pertanyaan kaifa. Tujuan pengungkapannya berpegang pada koreksi dan kritikan terhadap ketidakseimbangan antara kemajuan, material dengan kebutuhan spiritual, dan tujuan pelestariannya sebagai ayat al-bayyinat. Kajian ini bertujuan, untuk mengetahui kehidupan manusia praislam yang konsisten dengan agama dan akibat yang dirasakan oleh peradaban yang menyimpang dari agama. Untuk selanjutnya membentuk peradaban generasi masa kini yang merupakan cetusan dari kualitas iman dan kapasitas intelektual (ilmu) sebagai wujud dari amal shaleh. Obyek-obyek arkeologi yang ditayangkan Alqurqan refesentasi dari berbagai bentuk kebudayaan manusia yang konsisten dengan agama dan yang membangkang dari agama.Penguraiannya secara global sebagai vigur simbolik yang dapat menjaring berbagai peristiwa yangterkait dengannya. Oleh karena itu, penilaian yang dianut Alquranyaitu kemajuanyang terintegrasi antara material dan spiritual. Yang disebutkan terakhir ini tampaknya yang dinafikan oleh praktisi Arkeologi yang dipelopori Barat. Dengan demikian, buku ini bermaksud mengajak pembaca dan pemerhati purbakala untuk melakukan wisata studi arkeologi dengan dipandu oleh Alquran