PENGARUH PENAMBAHAN SERAT IJUK MENGGUNAKAN FILLER ABU SEKAM PADI PADA ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (AC-WC) DITINJAU DARI KARAKTERISIK MARSHALL

Meningkatnya pertumbuhan volume lalu lintas menyebabkan rentang terjadinya kerusakan pada lapis permukaan jalan yang diakibatkan beban lalu lintas yang berlebihan (overloading). Di Indonesia sering terjadi beban lalu lintas yang berlebihan (overloading) dan temperatur udara yang tinggi, sehingga perlu pertimbangan dalam melakukan perencanaan campuran aspal. Pemanfaatan serat ijuk kedalam campuran aspal guna meningkatkan gaya tarik pada lapis permukaan akibat tegangan yang terjadi pada permukaan lapis permukaan terhadap beban lalu lintas. Abu sekam juga memungkinkan digunakan dalam campuran aspal untuk lapis permukaan. Sifat sementasi dan gradasi butirannya sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dalam salah satu bahan pembentuk campuran aspal yaitu filler. Penelitian ini di lakukan dengan mencari KAO terlebih dahulu dengan variasi kadar aspal 5%, 5,5%, 6%, 6,5%, dan 7% dengan masing-masing variasi kadar aspal dibuat sebanyak 5 benda uji, dan diperoleh KAO = 6,144%. Pencampuran hotmix kembali dengan aspal memakai kadar aspal KAO dan penambahan variasi kadar serat ijuk sebesar 0% ,1% ,2% ,3% , 4%, dan 5% dari berat aspal, tiap kadar dibuat 5 benda uji. Proporsi penggunaan serat ijuk pada campuran AC-WC didapatkan kadar aspal optimum 6,144% dan didapatkan kadar ijuk optimum sebesar 4,08%. Hasil yang diperoleh serat ijuk dapat digunakan sebagai bahan campuran aspal AC-WC dengan karakteristik yang memenuhi spesifikasi DPU Bina Marga 2010 (Revisi 3). Dari uji hipotesis diketahui bahwa penambahan serat ijuk mempengaruhi dan menurunkan karakeristik marshall. Kata Kunci : Abu Sekam Padi, Kadar Aspal Optimum, Kadar Ijuk Optimum, Serat Ijuk, Karakteristik Marshal