RELIGIUSITAS MAHASISWA PRODISTUDI AGAMA AGAMA ANGKATAN 2014 FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

Kemajemukan agama merupakan suatu kekayaan tersendiri bagi Indonesia. Agama seharusnya bisa menjadi alasan bagi individu untuk menjalani hidup dan memecah permasalahan secara damai dengan sesama. Dalam proses menjalankan ajaran agamanya, individu akan mengalami pengalaman beragama dimana dalam pengalaman ini akan menambah keyakinan individu terhadap agama dan Tuhan. Individu akan merasakan konsekuensi dari melaksanakan ajaran agamanya. Konsekuensi dari meyakini suatu agama berbeda untuk setiap individu. Peneliti ingin melihat seperti apa religiusitas mahasiswa Prodi Studi Agama-Agama UIN Sunan Kalijaga, seperti cara individu menjalani keyakinannya di dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana individu melakukan ritual agamanya, pengalaman bergama seperti apa yang pernah dialami oleh individu, serta pandangan individu mengenai Tuhan. Dalam menjawab perumusan masalah diatas, penelitian ini menggunakan psikografi agama yang dikembangkan oleh Glock dan Stark. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat religiusitas mahasiswa Prodi Studi Agama-Agama angkatan 2014 Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga, serta mengetahui pengalaman dan proses religiusitas yang terjadi pada mahasiswa Prodi Studi Agama-Agama angkatan 2014 Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga dengan menggunakan metodologi kualitatif dan pendekatan fenomenologis untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam. Subyek penelitian ini berjumlah lima orang mahasiswa dan mahasiswi Prodi Studi Agama-Agama angkatan 2014 UIN Sunan Kalijaga. Teknis pengumpulan data yang peneliti gunakan terdiri atas tiga teknik, yaitu in- depth interview, observasi partisipatif, dan dokumentasi baik berupa buku, jurnal, media online dan offline yang kesemuanya ditujukan kepada subjek. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga subjek mengalami peningkatan signifikan dalam segi ritualitas ibadah, pengalaman, dan pengamalan, namun pada dimensi pengetahuan dan keyakinan hanya dua dari tiga narasumber saja yang mengalami perubahan positif. Proses perkembangan religiusitas berfungsi sebagai penggerak perubahan. Mahasiswa Jurusan Studi Agama-Agama yang telah menerima berbagai mata kuliah lintas agama sebagai bekal dianggap lebih kompeten menghadapi beragam problem umat. Tidak setiap individu memahami dan mengalami pengalaman religius, tetapi mereke mempunyai konsep mengenai hal itu. Dari semua hal tersebut diatas, yang paling menonjol adalah bagaimana pengalaman religius mempunyai andil terhadap individu untuk semakin memperdalam dan meyakini agamanya. Kata Kunci : Religiusitas, mahasiswa, studi agama-agama