PENYALAHGUNAAN AKTA JUAL BELI TANAH TERHADAP PERJANJIAN HUTANG PIUTANG DI KOTA BENGKULU

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses terjadinya penyalahgunaan keadaan akta jual beli tanah pada perjanjian hutang piutang di kota bengkulu dan akibat hukum penyalahgunaan akta jual beli tanah terhadap perjanjian hutang piutang di kota bengkulu. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian hukum empiris dengan pendekatan deskriptif. Hasil yang di dapat pada permasalahan pertama, bahwa penyalahgunaan keadaan terjadi diawali dari adanya perjanjian hutang piutang antara debitur dan kreditur, kemudian debitur memberikan sertifikat tanah sebagai jaminan hutang kepada kreditur. Pada jangka waktu yang telah di tentukan debitur tidak memenuhi kewajibannya atau debitur wanprestasi. Untuk mempermudah dan mempercepat pembayaran ketika debitur wanprestasi, kreditur menjual tanah jaminan kepada dirinya sendiri dan membuat akta jual beli tanah di hadapan notaris. Perjanjian jual beli tanah tersebut di lakukan oleh kedua belah pihak, yang tujuannya untuk di jadikan sebagai pelunasan hutang debitur. Penyalahgunaan keadaan terjadi karena pada saat melakukan perjanjian jual beli tanah debitur dalam keadan tertekan atau terpaksa karena harus membayar hutang kepada kreditur. Hasil yang di dapat pada permasalahan kedua, akibat hukum adanya penyalahgunaan keadaan dalam penyelesaian perjanjian hutang piutang melalui akta jual beli yaitu perjanjian jual beli tersebut dapat dimintakan pembatalan karena akta jual beli yang di buat tersebut ditandatangani secara terpaksa dan mengandung unsur penyalahgunaan keadaan. Jika akta jual beli di batalkan maka para pihak dapat memilih alternatif penyelesaian hutang piutang yang lain yang di berikan oleh notaris antara lain: tanah jaminan di jual oleh kreditur kepada orang lain berdasarkan kuasa jual, tanah di jual oleh kreditur dan debitur secara bersama-sama, dan mengganti objek jaminan tanah dengan objek lain yang penjualannya lebih cepat