PERANAN KEPOLISIAN DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA SENJATA TAJAM YANG DIGUNAKAN OLEH ANAK DI KOTA BENGKULU

Saat ini salah satu kejahatan yang meresahkan masyarakat adalah kejahatan dengan menggunakan senjata tajam. Kejahatan ini banyak macamnya, misalnya tindak pidana pembunuhan, penganiayaan berat, pencurian dengan pemberatan, penculikan, dan sebagainya.Kasus kejahatan dengan menggunakan senjata tajam ini tentu sangat meresahkan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang peranan kepolisian dalam penanggulangan tindak pidana senjata tajam yang digunakan oleh anak di kota Bengkulu dan faktor penghambat dalam penanggulangan tindak pidana senjata tajam yang digunakan oleh anak di kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan penelitian empiris. Sumber data yang digunakan adalah data primer, dan data sekunder. Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. Bahwa peranan aparat kepolisian dalam penanggulangan tindak pidana senjata tajam yang digunakan oleh anak di Kota Bengkulu belum maksimal menegakan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan kepolisian melakukan proses penyelidikan, mengamankan dan mengumpulkan alat bukti kemudian meminta keterangan saksi-saksi. Aparat kepolisian menindaklanjuti laporan dugaan tindak pidana senjata tajam, dengan cara melakukan tindakan penyelidikan dan penyidikan. Bila dalam penyelidikan tersebut dipandang cukup bukti untuk dilakukan penyidikan, maka aparat kepolisian melakukan penyidikan guna mengusut tuntas kasus tindak pidana senjata tajam yang digunakan anak-anak. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat apabila ada masyarakat yang menjadi korban tindak pidana senjata tajam maka memberitahukan kepada pihak aparat kepolisian. 2. Faktor penghambat dalam penanggulangan tindak pidana senjata tajam yang digunakan oleh anak di kota Bengkulu yaitu Susah Mendapatkan bukti dan mengungkap pelaku tindak pidana senjata tajam karena masyarakat masih banyak yang enggan untuk melaporkan kejahatan tindak pidana senjata tajam kepada pihak kepolisian, antara pelaku dan korban tidak saling mengenal sehingga korban tidak mengetahui dimana keberadaan pelaku menghilangkan jejak, kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki kepolisian, kurangnya dana operasional dan tempat kejadian perkara dalam mengungkap kasus tindak pidana senjata tajam yang digunakan oleh anak-anak maupun orang dewasa