IMPLEMENTASI RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH PADA TAHUN 2017

Pengelolaan obyek pariwisata di Kota Bengkulu diindikasikan belum terlaksana secara optimal juga dinyatakan dalam berita bahwa pada Antara Bengkulu dengan judul “Wisata kota tua Bengkulu belum digarap optimal”. Bengkulu (Antara) - Anggota Badan Musyawarah Adat Kota Bengkulu Romeli Santiago Abbas menilai potensi wisata kota tua di kawasan "Kampung Cina" Kelurahan Malabero, Kota Bengkulu, belum digarap optimal sebagai salah satu objek wisata sejarah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kota Bengkulu Pada Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi dan observasi. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sumber daya untuk implementasi kebijakan RIPPDA memang orang-orang terpilih dan layak untuk mengimplementasikan kebijakan. Mengenai sumber daya implementasi kebijakan sudah tepat. Impelentasi kebijakan sudah tepat dan sudah sesuai dengan kemampuan dan kualitas sumber daya tersebut. Komunikasi merupakan hal yang penting dalam implementasi kebijakan karena dari proses komunikasi tersebut yang merupakan penyampaian informasi. Berkenaan dengan bagaimana kebijakan dikomunikasikan pada organisasi dan atau publik, ketersediaan sumberdaya untuk melaksanakan kebijakan, sikap dan tanggapan dari pihak yang terlibat, serta bagaimana struktur organisasi pelaksana kebijakan. Efektivitas implementasi RIPP propinsi Bengkulu di Kota Bengkulu juga perlu didukung oleh komunikasi yang berjalan dengan baik. Setiap unit memliki perbedaan tugas dimana pada dasarnya walupun memiliki tujuan yang sama tetap tugas pada masng-masing unit berbeda. Kesimpulan umum penelitian adalah rincian program pembangunan pariwisata Daerah sebagaimana dimaksud merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah