CITRA IDENTITAS BUDAYA DALAM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi pada Persepsi Masyarakat Kelurahan Tlogomas - Kota Malang Tentang Identitas Budaya Mahasiswa Asal Nusa Tenggara Timur)

Setiap manusia memiliki identitas budaya yang melekat pada dirinya yang terbentuk sejak ia dilahirkan. Identitas budaya yang melekat pada diri seseorang dapat menjadi tolak ukur orang yang berbeda budaya dan tidak dipungkiri bahwa hal itu dilihat dan dinilai dari tingkah laku, kebiasaan, intonasi atau tekanan dalam berkomunikasi. Salah satu daerah di Indonesia yaitu Nusa Tenggara Timur memiliki budaya yang berbeda pula dengan budaya daerah lainnya. Tidak dipungkiri bahwa cara berkomunikasi daerah Nusa Tenggara Timur sangat berbeda dengan daerah lain salah satunya Kota Malang. Peneliti mengangkat tentang citra identitas budaya mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur berdasarkan persepsi masyarakat kelurahan Tlogomas karena menarik bagi peneliti mengetahui citra identitas mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur di mata masyarakat kelurahan Tlogomas yang dimana beberapa waktu silam pernah terjadinya perkelahian dan keributan yang melibatkan mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur sehingga menimbulkan stereotip dari kalangan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan persepsi masyarakat kelurahan Tlogomas tentang citra identitas budaya mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur sehingga dari persepsi tersebut dapat menjadi indikator untuk membangun maupun meningkatkan komunikasi antar budaya mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur dengan masyarakat kota Malang. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi tentang identitas. Michael Hecht dan koleganya dalam Littlejohn (2009:131) menggabungkan tiga konteks budaya dalam teori komunikasi tentang identitas, yaitu individu, komunal dan publik. Menurut teori ini, identitas merupakan penghubung utama antara individu dan masyarakat serta komunikasi merupakan mata rantai yang memperbolehkan hubungan ini terjadi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi lapangan (field research) dan menggunakan purposive sampling yang memilih sepuluh subjek dengan kriteria yang telah ditentukan peneliti. Analisis data menggunakan model interaktif (interactive model) Miles dan Huberman dengan melibatkan tiga komponen analisis yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik wawancara diadakan pada bulan Agustus - September 2015 di kelurahan Tlogomas kota Malang dengan waktu yang berbeda-beda setiap subjek penelitiannya. Pada penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang telah dikaitkan dengan pembahasan citra identitas budaya dan teori komunikasi tentang identitas yaitu identitas budaya seseorang dilihat dari “kode” yang ia citrakan. Citra identitas budaya mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur di mata warga kelurahan Tlogomas sesuai pengetahuan dan pengalamannya secara garis besar merujuk pada citra yang negatif. Beberapa dari subjek penelitian melihat dari dari etika dan kebiasaan seperti tingkah laku dan gaya mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur yang menurut mereka kurang membaur dengan warga sekitar serta memiliki kebiasaan berkelahi dan membuat keributan. Pada penelitian selanjutnya yang sejenis diharapkan dapat mengkajinya dengan dengan menggunakan metode penelitian lainnya, sehingga diharapkan dapat memperkaya penelitian ini. Selain itu, hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi khalayak khususnya mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur agar perlu belajar cara dan gaya komunikasi daerah tempat mereka menuntut ilmu, sehingga lebih dapat memahami sehingga mampu membaur dan berinteraksi dengan baik tanpa harus meninggalkan kebudayaan asal