ANALISIS HERMENEUTIKA PADA LIRIK-LIRIK LAGU KARYA IWAN FALS PASCA REFORMASI POLITIK

Lirik lagu merupakan gambaran dari realitas dan fenomena yang disarankan oleh pencipta lagu. Sehingga pencipta lagu berusaha menyampaikan pesannya melalui sebuah lirik lagu. Lirik lagu dapat dimanfaatkan sebagai media penyampai pesan yang bersifat meghibur, informatif dan sebagi media kritik akan suatu fenomena. Sama halnya yang dilakukan oleh musisi legendaris Indonesia, Iwan Fals berusaha untuk menyiarakan tentang apa yang terjadi di kehidupan masyarakat Indonesia. Apalagi pada masa pasca reformasi yang sudah berlangsung lebih dari 15 tahun lamanya namun masih saja kehidupan sosial masyarakat dirasa kurang sejahtera dibandingkan dengan masa sebelum reformasi yaitu masa orde baru. Sehingga dari lagu-lagu karya Iwan Fals pasca reformasi politik 1998, pasti menyimpang berbagai makna-makna yang ingin disampaikan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif interpretatif yang berupaya mengungkapkan aspek pemaknaan teks terhadap kehidupan masa reformasi yang tertuang dalam masing-masing lagu karya Iwan Fals pasca reformasi politik. Proses analisis data dilakukan dengan menggunakan hermeneutika fenomenologi yang dikemukakan oleh Paul Ricoeur. Yang mana analisis hermeneutika menurut Ricoeur adalah sebuah teori tentang bekerjanya pemahaman dalam menafsirkan teks. Dalam upaya Ricoeur dalam pencangkokkan hermeneutika pada fenomenologi, Riceour menjelaskan kedalam empat kategori. Antara lain yaitu obyektivasi melalui struktur, distansiasi melalui dunia tulisan, dunia teks dan apropriasi atau pemahaman diri. Hasil dari keseluruhan lirik lagu yang diteliti, ditemukan tiga kategori makna yang kuat dan dominan. Pertama yaitu tentang kritik terhadap tindak korupsi yang banyak terjadi pada masa reformasi. Tindak korupsi yang ada di Indonesia akan susah untuk dihilangkan karena budaya korupsi sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, meskipun sudah ada lembaga hukum yang mengatur tentang tindak pidana tersebut. Kedua tentang kritik budaya elit politik dari suatu kekuasaan dalam pemerintahan negara. Yang mana Indonesia memiliki budaya politik patrimonial dan otoriterianisme dalam menjalankan pemerintahan. Kekuasan dalam suatu pemerintahan menjadi faktor utama dalam menentukan status sosial kehidupan, sehingga dikatakan untuk mendapatkan kekuasaan dibutuhkan usaha yang sangat kuat meskipun dengan cara yang salah. Dan yang terakhir adalah tentang kesejahteraan kehidupan masyarakat Indonesia pada masa reformasi mengalami kemunduran yang sangat terasa dibandingkan dengan masa orde baru. Dengan begitu, dapat disimpulkan dari keseluruhan temuan makna dalam lirik-lirik lagu Iwan Fals memberikan pesan dan penggambaran mengenai kehidupan masyarakat yang jauh dari kesejahteraan, yang mana diakibatkan dari budaya politik yang salah dari kekuasaan yang ada dalam pemerintahan dengan melakukan berbagai macam tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme. Budaya yang seperti ini merupakan budaya yang identik dengan masa orde baru, sehingga ditemukan bahwa tidak ada perbedaan antara masa orde baru dan masa reformasi