PERBANDINGAN TOTAL LEUKOSIT DAN LEUKOSIT DIFERENSIAL AYAM BROILER YANG DIPELIHARA PADA DATARAN TINGGI DAN RENDAH

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketinggian tempat terhadap status kesehatan ayam broiler di dataran tinggi (Salatiga) dan dataran rendah (Demak) dengan mengukur leukosit, eosinofil, limfosit, dan monosit. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2017 sampai Februari 2018 di kandang peternak Desa Kopeng Salatiga dan kandang peternak Desa Tugu Demak. Analisis parameter dilaksanakan di Laboratorium Pathologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Materi penelitian yaitu ayam broiler CP707 sejumlah 40 ekor. Sampel diambil secara acak sebanyak 10 ekor ayam pada periode starter dan 10 ekor ayam periode finisher yang dipelihara di Desa Kopeng Salatiga dengan ketinggian ± 1.000 m dpl dan Desa Tugu Demak dengan ketinggian ± 100 m dpl. Ransum yang digunakan untuk pakan ayam yaitu ransum komersial dari PT. Charoen Phokphan. Peralatan dan bahan yang digunakan yaitu tabung vaccuum venoject, cooling box, spuit, termohygrometer, timbangan duduk dan kapas. Parameter yang diukur meliputi jumlah leukosit, eosinofil, limfosit dan monosit dari ayam broiler yang dipelihara di dataran tinggi dan rendah pada umur 21 dan 35 hari. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketinggian tempat berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap jumlah leukosit dan eosinofil ayam broiler pada umur 21 dan 35 hari, akan tetapi tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap jumlah limfosit dan monosit ayam broiler pada kedua dataran tersebut. Simpulan penelitian yaitu ketinggian tempat yang berbeda mempengaruhi jumlah leukosit dan eosinofil ayam broiler sehingga berpengaruh terhadap kondisi ayam broiler, tetapi tidak mempengaruhi jumlah limfosit dan monosit ayam broiler