KOMODIFIKASI KEMISKINAN DIBALIK TAYANGAN BERTEMA RELIGI

Meningkatnya kemiskinan di kalangan masyarakat yang tidak pernah ada kata redup, telah menjadikan modal utama para pemilik media untuk mengangkat kemiskinan sebagai nilai jual yang dapat meningkatkan keuntungan bagi media itu sendiri. Salah satunya yaitu melalui program tayangan yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu berjudul reality show Catatan Harian Dewi Sandra episode Tukang Koran Pergi Umroh. Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya unsur-unsur kemiskinan dalam program tersebut untuk menarik perhatian masyarakat yang menyaksikan acara tersebut. Disinilah pengalihan unsur-unsur kemiskinan menjadi nilai tukar yang tidak lepas dari peranan media. Oleh sebab itu penulis menggunakan pendekatan kualitatif yang termasuk jenis penelitian analisis isi kritis. Analisis yang digunakan adalah semiotika menurut Charles Sanders Peirce. Program tayangan Catatan Harian Dewi Sandra menjadi data utama yang digunakan serta data pendukung yang digunakan adalah data-data yang diperoleh dari media massa yaitu internet yang relevan. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi yang diperoleh dari video program tayangan Catatan Harian Dewi Sandra. Setelah dilakukan analisis dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini yang menunjukkan adanya komodifikasi yang muncul pada program tayangan reality show Catatan Harian Dewi Sandra yaitu komodifikasi konten yang terlihat dari tanda-tanda dan penggambaran cerita reality show tersebut. Penggunaan unsur-unsur kemiskinan dalam reality show ini sangat kuat ketika dalam beberapa adegan yang memunculkan vsualisasi yang menyerupai dengan realitas kehidupan masyarakat. Bentuk komodifikasi dalam reality show Catatan Harian Dewi Sandra diantaranya Dewi Sandra mengenakan hijab, kondisi fisik narasumber, cerita hidup narasumber. Adanya unsur-unsur kemiskinan dalam reality show Catatan Harian Dewi Sandra hanyalah sebagai konsep cerita yang bertujuan untuk menarik perhatian masyarakat yang akan menciptakan rasa iba. Sehingga terjadi pergeseran nilai kemiskinan yang semula merupakan sebuah kondisi buruknya keadaan ekonomi masyarakat menjadi nilai jual atau komersil