INOVASI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SD MUHAMMADIYAH CONDONGCATUR

Sekolah sebagai implikasi dari tujuan nasional dituntut mampu mencetak generasi-generasi muda yang tangguh seperti yang di sebutkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas dan mutu pendidikan di sekolah adalah dilakukan dengan memperbaiki sistem pengelolaan penerapan manajemen berbasis sekolah selain dapat meningkatkan produktivitas sekolah, lebih jauh lagi diharapkan pihak sekolah dapat melakukan perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan secara terus menerus dan berkesinambungan. SD Muhammadiyah Condongcatur merupakan sekolah dasar berbasis Islam yang unggul dalam semua bidang pendidikan. Hal tersebut tidak terlepas dari inovasi kepala sekolah yang telah diimplementasikan dalam memperbaiki mutu pendidikan di SD Muhammadiyah Condongcatur. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penentuan subjek penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, waka kurikulum, guru, ketua bidang tata usaha, orangtua, dan peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipatif pasif, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada. Peneliti menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Hasil penelitian ini antara lain: (1) Inovasi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SD Muhammadiyah Condong Catur melalui membangun sistem koordinasi yang jelas, pengembangan guru model, pengurangan poin bagi guru dan tenaga kependidikan yang melanggar aturan, dan kepala sekolah menciptakan lingkungan sehat (2) Faktor pendukung inovasi kepala sekolah adalah kerjasama yang baik kepala sekolah dengan sebagaian besar guru dan tenaga kependidikan, orang tua mendukung kegiatan sekolah, memiliki guru yang professional. Sedangkan faktor penghambat inovasi kepala sekolah adalah pelanggaran aturan yang dilakukan sebagian kecil guru dan tenaga kependidikan, sikap kurang proaktifnya yayasan dalam mengambil keputusan