PELAKSANAAN PAI PADA MASYARAKAT OLEH BAZNAS KOTA YOGYAKARTA MELALUI PROGRAM KAMPUNG TAKWA DI MRICAN GIWANGAN YOGYAKARTA

Latar belakang penelitian ini adalah praktik prostitusi, perjudian, dan minuman keras yang sering terjadi belakangan ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah pengaruh negatif pergaulan masyarakat, latar belakang keluarga, dan kurangnya pendidikan agama pada masyarakat. Agama Islam merupakan bagian penting dalam jiwa masyarakat karena dapat mengendalikan tingkah laku masyarakat yang menyimpang dari norma sosial, agama dan kesusilaan. Rendahnya nilai moral dan agama dalam masyarakat tentu dapat menjadi penyebab meningkatnya perbuatan maksiat seperti prostitusi, perjudian, dan minuman keras dikalangan masyarakat. Maka pendidikan agama merupakan alat pembinaan yang sangat berpengaruh baik bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara kritis bagaimana pelaksanaan PAI melalui program Kampung Takwa BAZNAS Kota Yogyakarta di Mrican dan mengetahui faktor pendukung dan penghambat serta implikasinya terhadap masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengambil latar kampung Mrican Giwangan Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan, dan dari makna itulah ditarik kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan mengadakan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Pelaksanaan PAI melalui program Kampung Takwa di Mrican terdiri dari empat aspek PAI yaitu: pembinaan Aqidah dan Keimanan, pembinaan ibadah dan muamalah, pembinaan akhlak, dan pembinaan Al-qur‟an yang di laksanakan dalam bentuk pengajian keagamaan. 2) Faktor pendukung dalam pelaksaan kegiatan yaitu sarana prasarana yang sudah memadai, dana pemberdayaan dari BAZNAS Kota Yogyakarta, serta para tokoh masyarakat dan warga yang mendukung penuh program Kampung Takwa untuk mewujudkan Mrican bebas prostitusi, perjudian dan minuman keras. 3) Dengan serangkaian kegiatan pembinaan PAI dan penerapan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, pembiasaan, serta keteladanan maka pribadi masyarakat telah terarah menjadi lebih baik. Pada aspek ibadah mahdhah; rutin melaksanakan shalat wajib lima waktu secara berjamaah serta mengikuti pengajian-pengajian keagamaan. Kemudian pada aspek ibadah ghairu mahdhah; mampu mematuhi nasehat orang lain, menghindari keluyuran malam, menghindari prostitusi, menghindari perjudian, menghindari minum-minuman keras, saling menghormati dan menghargai sesama warga masyarakat, menaati peraturan dan berjiwa religius