STRATEGI SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN RELIGIUSITAS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BANTUL

Latar belakang penelitian ini adalah bahwa SMP Negeri 1 Bantul merupakan sekolah favorit dan merupakam sekolah rujukan di kabupaten Bantul, SMP Negeri 1 Bantul sangat memperhatikan tingkat religiusitas siswanya, akan tetapi Peneliti masih menemukan beberapa siswa yang memiliki tingkat religiusitas yang rendah. Pengembangan nilai-nilai religusitas di sekolah mampu menjadi pijakan nilai, semangat, sikap, dan perilaku bagi seluruh tenaga kependidikan. Religiusitas siswa mampu dikembangkan dan ditingkatkan melalui pelajaran agama Islam dan penerapan kebiasaan-kebiasaan budaya religiusitas di sekolah dengan harapan dapat membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Melihat fenomena sekarang banyak siswa yang bersekolah di lembaga pendidikan yang tergolong modern-religius, akan tetapi tidak religius. Hal tersebut dikarenakan siswa hafal banyak mengenai pengetahuan keagamaan, akan tetapi pengetahuan yang didapatkan belum mampu terealisaskan dalam kehidupan sehari-hari. Dikarenakan belum tersentuhnya ranah afektif dan tingkah laku secara maksimal. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru agama Islam, guru yang beragama Islam, dan siswa SMP Negeri 1 Bantul sedangkan obyek penelitian ini adalah segala kegiatan SMP Negeri 1 Bantul yang bermuatan religiusitas. teknik analisis data dengan mereduksi data, menyajikan data, serta verifikasi dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Pendidikan agama Islam merupakan upaya sadar dalam membentuk siswa agar terbiasa hidup secara religius dan menjadi salah satu strategi terpenting dalam pengembangan religiusitas siswa. 2) Dalam proses pengembangan religiusitas siswa, sangat dibutuhkan adanya pembiasaan-pembiasaan dan budaya religiusitas yang ditanamkan oleh pihak sekolah, hal ini mampu menjadikan siswa lebih terbiasa dalam mengaplikasikan pembiasaan dan budaya religius di kehidupan sehari-hari. 3)Pihak sekolah bekerja sama dengan orang tua siswa dalam usaha mengembangkan sikap dan sifat religiusitas siswa.4) faktor pendukung adanya dorongan visi misi, budaya religiusitas yang baik, dan ketersediaan fasilitas. Sedangkan faktor penghambatnya adalah tempat wudhu dan musholla yang tidak mampu menampung seluruh warga sekolah, strategi guru yang sedikit monoton, dan jam pelajaran agama yang sangat sedikit