ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X PADA POKOK BAHASAN BILANGAN BERPANGKAT (EKSPONEN) DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER DI SMA N 1 BANGUNTAPAN BANTUL

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Banguntapan Bantul dalam menyelesaikan soal bilangan berpangkat yang ditinjau dari perbedaan gender. Hal ini disebabkan karena pengkajian mengenai kemampuan pemecahan masalah tiap siswa berdasarkan gender yang berbeda-beda hingga kini masih terbatas. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kualitatif. Prosedur penelitian kualitatif ini meliputi: 1) tahap pra lapangan berupa melakukan wawancara dengan guru matematika dan menyusun instrumen penelitian; 2) tahap penelitian meliputi pemberian tes kemampuan pemecahan masalah, skala untuk mengklasifikasikan gender, dan wawancara; 3) tahap analisis data, yaitu mengolah data yang didapat dari lapangan sehingga peneliti dapat menjawab rumusan masalah. Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Banguntapan Bantul pada kelas X MIPA 2. Adapun instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah peneliti sebagai instrumen utama yang dibantu oleh tes pemecahan masalah, skala untuk mengklasifikasikan gender, dan wawancara. Analisis data dilakukan secara deskriptif analitik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada karakteristik siswa dari masing-masing tipe gender dalam memecahkan masalah. Siswa dengan tipe gender maskulin dalam memecahkan masalah cenderung cepat dalam mengambil keputusan, lebih memilih cara yang praktis dalam melakukan perhitungan, dan singkat dalam menuliskan penyelesaian. Siswa dengan gender feminin dalam memecahkan masalah mudah dalam mengingat materi yang telah dipelajari, menuliskan langkah penyelesaian secara terperinci, namun cenderung ragu-ragu dan sangat berhati-hati dalam menuliskan jawaban pada lembar jawaban. Siswa dengan gender androgini dalam memecahkan masalah menuliskan tahap demi tahap langkah perhitungan secara jelas dan mudah dalam menjelaskan kembali proses penyelesaian yang dilakukan. Serta siswa dengan gender tak dapat dibedakan dalam memecahkan masalah tidak konsisten dalam menuliskan proses perhitungan dan siswa cenderung menggunakan kata-kata sendiri dalam menuliskan suatu rumus atau model matematika yang berkaitan dengan permasalaha