DAMPAK SOSIAL KONVERSI AGAMA DARI BUDDHA KE ISLAM DI DUSUN MUNGGANG DESA TANJUNGANOM KECAMATAN KEPIL KABUPATEN WONOSOBO

Berbagai pengakuan orang yang masuk Islam kebanyakan menyatakan sebagai hidayah. Namun proses konversi yang dianggap sebagai hidayah tersebut sebenarnya dapat dijelaskan secara ilmiah. Setidaknya, dari perspektif sosiologis terdapat sebab yang melatarbelakangi dan tujuan yang hendak dicapai seseorang melakukan konversi. Pemahaman tentang konversi agama sebagi sebuah hidayah tentunya tidak bisa disalahkan, karena secara subjektif memang banyak yang meyakininya. Akan tetapi memahami fenomena konversi agama yang lebih mengedepankan aspek spiritual tentunya akan menghasilkan kesimpulan yang kurang memuaskan pada aspek sosial. Maka dari itu, dibutuhkan pemahaman agama sebagai sebuah fenomena sosial, sekaligus memahami agama dalam masyarakat melalui gejala keagamaan yang terjadi didalamnya. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang motif sebab dan motif tujuan, serta proses dan dampak sosialnya. Konversi agama dari Buddha ke Islam di Dusun Munggang merupakan keonversi yang terjadi kedua kalinya setelah sebelumnya terjadi koversi dari Islam ke Buddha oleh para pelaku yang sama. Konversi agama dari Buddha ke Islam ini juga konversi secara massal, tentunya hal ini berbeda dengan konversi agama yang terjadi secara individu. Maka sebelum berbicara tentang dampak sosial, penulis terlebih dahulu membahas konversi agama sebagai sebuah tindakan sosial sebagaimana menurut Max Weber, tindakan sosial adalah suatu tindakan individu sepanjang tindakan itu mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain. Selain itu, penelitian ini berusaha mengungkap tentang makna subjektif dan makna objektif agama, serta bagaima hubungan keduanya. Maka dalam penelitian ini kita akan memahami bahwa dalam berpindah agama, pelaku tidak sekedar melaksanakan, tapi juga menempatkan diri dalam lingkungan berfikir dan perilaku orang lain. Konsep pendekatan ini mengarah pada suatu tindakan bermotif sebab dan tujuan yang hendak dicapai, oleh Alfred Schutz dalam teori fenomenologi intersubjektivitasnya, tindakan tersebut disebut becouse of motive dan in order to motive. Adapun untuk metode, penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang lebih mementingkan penghayatan dalam menangkap gejala (fenomenologis). Selain itu juga lebih mendekatkan diri pada situasi dan kondisi sosial yang ada pada sumber data, dengan berusaha menempatkan diri serta berpikir dari sudut pandang orang dalam. Konversi agama dari Buddha menjadi Islam merupakan proses menuju keseragaman. Maka hasil penelitian ini menunjukan bahwa konversi agama dari Buddha ke Islam berdampak pada integrasi sosial di masyarakat. Sebab, meskipun konversi agama terjadi berdasarkan keinginan sendiri masing-masing pelaku, namun kehendak para pelaku tersebut memiliki kecenderungan yang searah dengan lingkungan sosial Dusun Munggang yang lebih menghendaki pada keseragaman