TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK ARISAN AMAL DI KENDILAN GADU SAMBONG BLORA JAWA TENGAH

Kegiatan ekonomi merupakan suatu aspek dalam kehidupan masyarakat secara menyeluruh di samping aspek social, budaya, hukum, politik dan lainnya. Di dalam Islam, ekonomi masuk dalam kerangka mu’amalat yang mengkaji pokok-pokok dasar ekonomi sesuai ajaran Islam, seperti ketentuan larangan riba, prinsip bagi hasil, prinsip pengambilan keuntungan, pengenaan zakat dan sebagainya. Konsep pembangunan merupakan aktivitas yang berorientasi pada tujuan optimalisasi kesejahteraan umat dalam semua dimensinya, sementara itu sistem ekonomi Islam bersifat revolusioner. Rekonstruksi sosial-ekonomi dijalankan dengan cara mengkaji sifat dan proses pembangunan ekonomi dalam masyarakat Islam, minimal mendekati norma atau relevansinya dengan konsep Islam. Salah satu praktek pemberdayaan sumber ekonomi di masyarakat adalah diselenggarakannya arisan oleh kelompok masyarakat sebagai upaya untuk menghindari praktek perbankan yang dianggap masih mengandung riba. Penelitian ini mengkaji tentang praktek arisan, yaitu arisan amal di Desa Kendilan Gadu Sambong Blora, dengan menfokuskan masalah pada dua hal, pertama, bagaimanakah kelembagaan praktik arisan amal dalam perspektif Islam, apakah termasuk dalam kategori syirkah, dan kedua, bagaimana operasional arisan amal ditinjau dari segi hukum Islam. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), bersifat deskriptif eksploratif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode observasi, interview, dan dokumentasi. Analisa data bersifat kualitatif, dengan menggunakan metode pendekatan normatif sosiologis, yaitu dengan berpijak pada ketentuan-ketentuan hokum dari al Qur’an, al Hadis dan kaidah-kaidah usul fiqh dan dengan memperhatikan aspek-aspek sosial yang mencakup kehidupan, sistem sosial, dan aktivitas warga masyarakat Kendilan Gadu Sambong Blora. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan, pertama, bahwa dari segi kelembagaan, arisan amal termasuk dalam kategori syirkah ‘inan. Ketentuan bonus hakikatnya adalah merupakan hibah atau hadiah, sementara bunga simpan pinjam dalam arisan amal tidak bertentangan dengan hukum Islam karena bungan dalam tingkat wajar dan ringan serta tidak mengandung eksploitasi pada dasarnya dibolehkan atau mubah. Kedua, bahwa praktek arisan amal sebagai salah satu bentuk transaksi muamalah tidak bertentangan dengan Islam dan hukumnya adalah mubah serta lebih banyak mendatangkan manfaat daripada madharat