PENGELOLAAN DAN PENDISTRIBUSIAN AL-QARD AL-HASAN OLEH BANK SYARI'AH

Disahkannya IDB pada tanggal 23 April 1975 yang berkonsep bank Islam, memotivasi lahirnya sebuah produk yang dinilai inovatif dan produktif di dalam dunia perbankan yaitu al-Qard al-Hasan yang berupa pinjaman lunak (Soft J,oan) tanpa bunga bagi nasabahnya sebagai jembatan pentasarufan harta (dana sosial) dengan kebutuhan akan pinjaman (modal). Keberadaan al-Qard al-Hasan merupakan satu solusi untuk pengoptimalan dana zakat, infak dan sedekah karena para ulama sangat menyadari bahwa pensyari'atan zakat, infak dan sedekah adalah suatu terobosan besar yang ditawarkan Islam dalam sistem interaksi sosial ekonomi sepanjang sejarah umat manusia sebagai solusi mengentaskan kemiskinan, menumbuhkan solidaritas sosial antar sesama anggota masyarakat, mengurangi kesenjangan, dan yang terpenting adalah sebagai investasi modal bagi mustahiknya dalam mengatasi berbagai kesulitan hidup. Dibalik itu semua banyak persoalan yang muncul mengiringi penerapan konsep al-Qard al-Hasan yang relatif baru tersebut. Mulai dari mekanisme pengajuan pinjaman, sampai pada peminjam yang tidak bisa mengembalikan dana pinjamannya. Hal ini akan berbeda dalam penyelesaiannya mengingat sumber dananya adalah dana yang secara esensi menjadi hak bagi golongan ekonomi lemah, yang notabene merupakan peminjam terbesar fasilitas ini. Bahkan kriteria calon nasabah untuk jenis fasilitas ini mengandung pennasalahan yang tidak sederhana, mengingat sumber dananya adalah dana zakat, infak dan sedekah sehingga akan berbeda dengan jenis pinjaman calon nasabah pada perbankan konvensional. Metode penelitian yang digunakan ialah deskriptif analitik, yaitu mendeskripsikan konsep pengelolaan dan pendistribusian al-Qard al-Hasan secara teoritis yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan cara berfikir deduktif melalui pendekatan nonnatif dan ushul fiqh.dalam mencari kemaslahatan pada pengelolaan dan pendistribusian al-Qard al-Hasan pada perbankan syari'ah yang sudah ada