ISBAT NIKAH (STUDI KASUS TERHADAP KEPUTUSAN PENGADILAN AGAMA SLEMAN TAHUN 2000-2002)

Pernikahan di bawah tangan (nikah sirri) oleh UU dianggap melanggar tertib administrasi dan hukum perkawinan di Indonesia tidak mengakuinya. Oleh karena itu jika dikemudian hari ada perselisihan hukum tidak akan dapat menyelesaikan persoalan tersebut. Namun dernikian Kompilasi Hukurn Islam melegalkan adanya isbat nikah pada pernikahan sirri, dalam hal ini dipraktekkan di Pengadilan Agama Sleman. Penyusun memilih Pengadilan Agama Sleman sebagai obyek penelitian karena Pengadilan Agama Sleman salah satu Pengadilan Agama berada di wilayah Yogyakarta yang telah mengeluarkan keputusan isbat nikah dan atau isbat poligami, dan memilih tahun 2000 sampai 2002 karena masih baru dan faktual. Penelitian yang dilakukan penyusun adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang obyeknya adalah perkara isbat nikah dan atau isbat poligami yang pemikahannya dilakukan di bawah tangan. Adapun sifat penelitiannya adalah deskriptif-analitik, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara terinci obyek yang diteliti, yaitu perkara isbat nikah dan atau isbat poligami yang pemikahannya dilakukan di bawah tangan dan terjadi setelah keluamya UU No.1 Tahun 1974, kemudian menganalisisnya.dalam pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dan wawancara. Kesimpulan penelitian ini adalah sistem pembuktian yang diterapkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Sleman dalam menyelesaikan perkara isbat nikah ini telah sesuai, baik menurut Hukum Acara Perdata maupun Hukum Acara Islam. Pertimbangan Majelis Hakim dalam menyelesaikan perkara isbat nikah dan atau isbat nikah poligami ialah berdasarkan pada keadilan moral serta bersifat menyelesaikan masalah demi kemaslahatan (kemaslahatan Pemohon, isteri/isteri-isteri dan anakanaknya) dengan tetap memperhatikan nilai-nilai agama, dan peraturan perundangundangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia