KESAKSIAN NON :MUSLIM ( STUDI BANDING PENDAPAT IMAM ASY-SYAFl'I DAN IBNU QAYYIM )

i\rus gJobahsasi dunia saat L"'li menyebabkan kePidunan maS}'arakat semakin komplek. Dalam segala segi terjadi pembaurfui, temtama dalam bidang ekonomi, komunikasi dan informasi, ketenagakeijaan serta pemukiman. Penduduk di Indonesia tidak seluruhnya beragama Islam, karena itu kemungkinan berperkara anta..ra muslim dan non muslim tetap ada. Akibat dari kontak !angsung sering terdapat berbagai masalah yang akhimya diselesaikan oleh Peradilan i\gama. Dalam pemeriksaan di persidangan Peradilan Agama sering dijumpai kasus-kasus yang berpeluang untuk menggunakan bantuan pihak lain, seperti pembuktian yang akan disampaikan oleh saksi yang bu..kan beragama Islam, visum doki:er yang dibuat oleh doki:er yang bukan beragama Islam atau buk'ti-bukti lain yang berkaitan Iangsung dengan orang non muslim. Maka status keabsahan orang non muslim dalam memberikan saksi sangat penting untuk diteliti. Agar Iebih terfokus, maka pembahasan ini difokuskan kepada dua tokoh yakni Imam Syafi'i dan Ibnu Qayyim, karena kedua-duanya selain mempunyai pendapat yang saling bertolak belakang juga mempunyai kelebihan tersendiri yakni Imam Sy-afi'i sebagai imam mazhab yang dianut mayoritas umat Islam di Indonesia sedang Jbnu Qayyjm mempunyai pendapat yang berlawanan pendapat dengan Imam Syafi'i dan pendapatnya sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia yang sangat heterogen, sehingga hal ini menurut peneliti menarik untuk diteliti. Imam Syafi'i menjelaskan bahvva penolaka.•1 tersebut berdasarkan pada fmnan Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 282 dan surat a!-J:"alaq ayat 2, yang mengemukakan bahwa orang yang bukan Islam, bukanJah orang yang bersifat adil dan bukan dari orang-orang yang riQ.a kepada kaum muslimin. Allah SWT mensifutkan mereka sebagai orang yang suka dusta dan fasiq, sedang.l;;:an orang yang demikian itu tidak dapat dijadikan saksi sehingga orang non muslim tidak sah menjadi saksi. Sedang Ibnu Qayyim yang membolehkan kesaksian non muslim dengan dalil surat al-Maidah ayat 106, selain itu masalah persaksian yang terperrting adalah saksi-saksi tersebut dapat men.,oungkap tabir yang menutup kebenaran. Orang-orang yang dapat mengungkapkan itu adakalanya dari orang­ orang yang yang bukan Islam dan orang-orang itu dapat dijamin kepercayaannya, maka dalam hal ini kesaksiannya dapat diterima. Berkenaan dengan penelitian ini, penyusun menggunakan pendekatan normatif, sedang mengolahan dan analisis data memakai metode berfikir secara induktif dan komparatif Dari basil penelitian dan pembahasan ini, dapat diperoleh kesimpulan bahwa Imam asy-Syafi'i memahami surat al-Baqarah (2) ayat 282 dan surat at­ J:"alaq (65) ayat 2 pada keumuman lafa?, tidak pada kekhususan sebab, sehingga ia berkesimpulan non muslim tidak boJeh menjadi saksj_ Sedangkan Ibnu Qa:yyim dalam menerima non muslim menjadi saksi berdasarkan surat al-Maidah (5) ayat I 06, yang dipahami secara ahirnya !afa:?, karena menurutnya secara tersirat ayat tersebut membo1ehkan non muslim menjadi saksi. Kemudian penyusun melakukan komparasi temadap kedua pendapat tersebut, dengan kesimpulan bahwa kesaksian non muslim dapat diterima dengan syarat adil dan diri4ai serta dalam masalah mu'amalah maupun jinayah sedang masalah al-Ahwiif a!>y­ Syakh-?iyah hams saksi orang Islam kecuali dalam keadaan qarurat (tidak ada orang Islam), boleh menggunakan saksi non muslim