PENENTUAN MANAT AL-HUKM ANTARA 'ILLAT DAN -HIKMAH SERTA APLIKASINYA DALAM HUKUM MU'AMALAH

Allah SWT menciptakan manusia adalah sebagai mahluk sosial yaitu mahluk yang selalu membutuhkan orang lain dalam interaksinya, baik itu dalam aspek bermuamalah seperti jual beli, sewa menyewa maupun yang lainnya. Karakter manusia adalah ingin selalu menang sendiri dan cenderung ingin berbuat sewenang-wenang. Oleh karena itu, khususnya dalam hal bermuamalah Allah SWT telah mem_!? rikan turan-aturan tertentu seperti dalam surat (4): 29. Jual beli haruslah ada ijab-qabul yang dianggap sebagai manifestasi dari kerelaan hati seseorang, yang mempunyai konsekuensi kepemindahan kepemilikan dan peraturan-peraturan lain dalam jual beli, yang semua itu bertujuan untuk kemaslahatan manusia. Meskipun beberapa perangkat telah dibuat sedemikian rupa dan ketatnya,namun manusia selalu saja berusaha mencari-cari celah untuk bisa mengikuti keinginan hawa nafsuny _misal a ada orang yang dalam jaul beli hanya melihat adanya illat berupa ijab-qabul semata, tanpa mpertimbangkan l;iJa.!!ah berupa kemaslahatan dan keadilan,seperti bai' al- 'inah,al-bai' bi af­ Jdnayah dan bai' al-mukrah yang mana hal ini masuk dalam kategori takhal!uf al­ ]Jilanah 'an al- 'illah ( 'illat yang kehilangan J;ikmah). Sementara disisi lain ada pemikiran yang mengatakan bahwa ketiga macam jual beli tersebut adalah tidak boleh karena dianggap rneninggalkan /jikmah (kemaslahatan!_keadilan ). Dari sini penyusun tertarik untuk mencoba rnembahas penentuan manat al-l;.ulan (sandaran hukum)antara 'illat (kepastian hukum)dan f;.ilanah (keadilan)serta aplikasinya dalam hukum muamalah. Dikarenakan kajian ini merupakan kajian fiqh dan usul fiqh, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan nonnatif yaitu studi yang menekankan pada sisi legal formal, halal haram, boleh atau tidak dan seJernsnya. Kajian tentang manElJ al-i}ulan antara 'illat dan }Jj}anah merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk dikaji. Hal tersebut memberikan kesempatan kepada penyusun untuk menyingk:ap kerangka pikir atau argumentasi apa yang digunakan oleh kelompok pernikir 'llat dan kelornpok pemikir J;jkmab serta mencari persamaan dan perbedaan antara kedua pemikiran tcrsebut sekahgus berusaha mempersatukannya. Berdasarkan metode serta paradigma yang digunakan maka terungkaplah bahwa, kelompok pemikir 'llat dan kelompok pemikir }Jilanah keduanya sa_EJ.a­ sama barangkat dari satu titik yang sama, bahwa ada tujuan puncak (qayah maqsudah.) yang ingin dicapai oleh hukum yaitu terwujudnya kemaslahatan serta keadilan bagi manusia. Sedangkan perbedaannya adalah bahwa kelompok pemikir 'llat (jumhur ulama), 1ebih memilih kepada bungkus (kemasan) kemaslahatan dan stabilitas serta kepastian hukum. Sedangkan kelompok pemikir l;Jhnah, memakai paradigma kemaslabatan dan keadilan. Bagi mereka, kemaslahatan dan keadilan adalah segala-galanya. Ia tidak boleh dikalahkan hanya gara-gara mengejar kepastian hukum semata