RELASI ISLAM DAN NEGARA (STUDI KOMPARASI ANTARA PEMIKIRAN MUHAMMAD ABID AL-JABIRI DAN NURCHOLISH MADJID)

Diskursus tentang agama dan negara selalu menjadi tema hangat dan menarik banyak kalangan, baik para intelektual Islam maupun para orientalis. Pandangan tersebut menjadi bukti kuat bahwa syari'at merupakan sarana konstelasi dan tarik ulur perdebatan baik dalam dataran wacana maupun politik praktis. Belum lagi apabila dihadapkan pada realitas sifat evolusioner kehidupan yang tentu saja masalah dan tantangan baru selalu berrnunculan . Dari perspektif ini, relasi Islam dan negara berada dalam locus yang menentukan dalam kaitannya dengan pembaharuan pemikiran Islam. Muhammad Abid al-Jabiri dan Nurcholish Madjid merupakan tokoh pemikiran pembaharuan dalam Islam, yang juga sedikit banyak mengulas tentang relasi agama dan negara serta konsep-konsepnya. Hal ini memberikan kesempatan pada penyusun untuk menyingkap pemikiran keduanya tentang relasi Islam dan negara dalam pemikiran Hukum Islam, factor­ faktor yang melatarbelakanginya, karakteristik pemikiran, serta bagaimana pengaruh pemikiran kedua tokoh tersebut. Dikarenakan penelitian ini merupakan kajian sejarah pemikiran, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosio-historis, yaitu pendekatan yang digunakan untuk mengetahui Jatar belakang sosio-kultural seorang tokoh dalam waktu tertentu yang berpengaruh terhadap pemikirannya, selain itu penelitian ini juga menggunakan (conntent analisis), yaitu metode untuk inenarik kesimpulan yang shahih dari sebuah buku atau dokumen atas dasar konteksnya. Metode yang digunakan Muhammad Abid al-Jabiri, yaitu dekonstruksi terutama dalam mengkritisi problema tradisi dan modemitas. Ia menganalisis struktur bangunan yang mapan dengan cara mempelajari hubungan antara elemen­ elemen yang membuat ia menyatukan bangunan tersebut, kemudian baru dilakuka perombakan atas struktur tersebut. Sedangkan Nurcholish Madjid menggunakan metode interpretatif terhadap al-Qur'an. Ia cenderung menggunakan metode rekonstruksi yang menerjcmahkan masalah-masalah praktis antara konteks kultural al-Qur'an dengan konteks kehidupan modem. Muhammad Abid al-Jabiri maupun Nurcholish Madjid sama-sama berkecendrungan subtansial dalam upaya memberlakukan dan menginterpretasikan ajaran-ajaran Islam. Keduanya sepakat bahwa tidak ada aturan yang jelas dan terperinci dari al-Qur'an dan Hadist tentang model pemerintahan dalam Islam. Untuk itu, dalam konsep kenegaraan, ai-Jabiri lebih sering menggunakan kata demokrasi dan menghindari konsep sekularisme. Karena sekularisme dalam pandangannya merupakan persoalan Y..sengaja diciptakan yang tidak memiliki landasan dalam dunia arab. Dengan demi._ bagi ai-Jabiri pemisahan agama dengan negara dalam Islam tidak dikenal serta tidak mempunyai padanan makna dalam dunia Islam, karena dalam rujukan tradisi Islam tidak mengenal adanya dualisme. Sedangkan Nurcholish Madjid menawarkan sekularisasi. Sekularisasi berrnakna mendesakralisasikan segala sesuatu yang sebenamya tidak sakral tetapi dengan keliru dianggap sakral. Negara adalah salah satu segi kehidupan duniawi, yang dimendinya rasional dan.kolektif . Sedangkan agama, adalah aspek kehidupan lain, yang dimensinya spiritual dan pribad