PELAKSANAAN PEMBAGIAN HARTA KEKAYAAN SEBELUM ORANG TUA MENINGGAL (STUDI KASUS DI DESA GERDU KEC. PECANGAAN KAB. JEPARA)

Agama yang diwahyukan kepada baginda Rasuluallah SAW, untuk mengatur seluruh umat manusia di muka bumi, agar dapat hidup dengan penuh kesenangan dan ketentraman . Pada hakekatnya, semua syari'at Islam sudah barang tentu sesuai dengan fitra, manusia dan kehidupan di segala ruang dan waktu karena hukum Islam mengandung hikmah yang besar qan penuh muatan manfaat dunia lebih-lebih menjadi kehidupan akhirat (al- Maslahah li al-lbaa fi ad­ Dara!n). Mengenai pembagian harta peninggalan tidaklah lepas dari unsur-unsur kemaslahatan, yaitu agar warisan itu tidak menimbulkan perpecahan atau pennusuhan di kalangan ahli waris karena harta sangatlah rentan menimbulkan konflik. Langkah antisipasi inilah yang melatarbelakangi seorang orangtua memberikan harta kekayaannya kepada ahli warisnya . Dengan berdasrakan kemaslahatan sebagai ruh dari syari'at Islam , maka warisan diperlukan adanya maslahat bagi ahli warisnya.Maslahat itu harus berwujud dengan adanya unsur keadilan, kebersamaan , musyawarah, serta tidak ketinggalan adanya prinsip kedewasaan beragama. Apabila ini tercapai maka akan terhindarlah masing­ masing ahli waris dari ancaman kerusuhan karena harta tersebut. Pokok masalah dalam penelitan ini adalah p ertama, apa yang melatar belakangi pembagian harta kekc:.yaan sebelum orangtua meninggal dunia, bagaimanakah konsekwensi hukum Islam tenteng persentase bagian masing­ masing ahli waris dan pelaksanaan pembagian harta kekayaan yang dibagikan sebelum orang tua meninggal meninggal. Metode yang digunakan dalam skripsi m1 adalah penelitian lapangan, yang bersifat diskriftif-analitik yang menggambarkan penelitian . Pengumpulan data dengan cara wawancara dan obervasi untuk memperoleh data lapangan tentang pelaksanaan pembagian harta nkekayaan, faktor yang melatarbelakangi serta untuk diketahui presentase bagian ma ing-masing ahli waris. Berdasarkan hasi! dari penelitian penyusun, terungkap bahwa latar belakang orang tua sebagai pewaris membagi harta warisan adalah dengan jalan hibah, tetapi oleh pewaris dan ahli waris harta itu dipandang sebagai harta warisan. Pemberlakuan ini adalah wujud perhatian dan kehati-hatian dari pihak orang tua sebagai pewaris harta kekayaan, supaya jangan sampai sepeninggalnya nanti tidak ada timbul keributan dan perpecahan diantara keluarga hanya karena masalah harta warisan. Maka orang tua membagi harta itu pada waktu hidupnya agar kerib1.,1tan tidak timbul dan selebihnya orang tua bisa mengontrol anak-anak.-nya dalam memanfaatkan harta peninggalan tersebut. Kemudian mengenai pembagiannya adalah sama rata antara laki-laki dan perempuan. Menurut kesimpulan akhir Penyusun, mengenai prak.'tek pembagian harta waris sebehun Pewaris meninggal dengan mengambil model sama rata atau sebanding adalah sah dan dapat dibenarkan adaanya karena tidak keluar dari prinsip-prinsip kemaslahatan yang terdapat dalam ajaran Islam dalam hal ini mengenai hukum kewarisa