KONSEP KESETARAAN GENDER HUSEIN MUHAMMAD DAN RELEVANSINYA TERHADAP TUJUAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Latar Belakang penelitian ini adalah dengan maraknya kejadian ketidakadilan di kalangan kaum perempuan. Ketidakadilan gender yang dialami kaum perempuan tidak hanya dalam soal jenis kelamin, melain menambah dalam segala bidang sosial. Terutama dalam bidang pendidikan yang seringkali terjadi pelecehan seksual di kalangan siswi perempuan, adanya diskriminasi lewat bukubuku pelajaran, serta kurangnya perhatian orang tua/guru terhadap anak perempuan. Husein Muhammad merupakan salah satu kiai, ulama’ dan aktivis yang mengecam tindak ketidakadilan tersebut. Meskipun Husein Muhammad berjenis kelamin laki-laki, tapi ia tidak pernah surut dan terus memperjuangkan demokrasi dan hak-hak perempuan, adanya kesetaraan dan kebebasan bagi perempuan dalam peran domestik maupun publik. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui konsep kesetaraan gender yang ditawarkan Husein Muhammad. Konsepsi kesetaraan gender Husein Muhammad kemudian direlevansikan dengan tujuan pendidikan agama Islam. Penelitian ini merupakan penelitian library research. Adapun pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi dan wawancara dengan mengumpulkan data yang relevan pada buku, jurnal, artikel, dan berita yang membahas tentang konsep kesetaraan gender Husein Muhammad. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode content analysis, yaitu penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara mengidentifikasi pesan tertentu dari suatu teks secara obyektif dan sistematis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep kesetaraan gender Husein Muhammad sebagai kodrat kemanusiaan. Perempuan sudah seharusnya diberikan peran untuk melanjutkan hidupnya, khususnya hak, kesetaraan, keadilan, dan kebebasan perempuan dalam lingkup domestik maupun publik. Konsep kesetaraan gender kemudian direlevansikan dengan tujuan pendidikan Agama Islam. Di antara tujuan pendidikan agama Islam di antaranya tujuan jasmani, rohani, akal dan sosial. Tujuan pendidikan jasmani didasarkan pada pembebasan bentuk-bentuk eksploitasi atau kekerasan seksual terhadap perempuan dalam bentuk fisik. Tujuan rohani didasarkan pada persamaan hak di hadapan Allah, yakni hanya dari ketaqwaan setiap manusia itu sendiri. Tujuan Akal didasarkan pada pembebasan pola pikir dari dominasi laki-laki terhadap perempuan. Tujuan sosial lebih diarahkan untuk menyamakan peran di dalam masyarakat