PELAKSANAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK TAHUN 2017 DENGAN PASANGAN CALON TUNGGAL DI KABUPATEN LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Pilkada langsung dan serentak merupakan salah satu terobosan politik yang signifikan dalam mewujudkan demokratisasi di tingkat lokal sekaligus memberikan ruang yang terbuka bagi rakyat untuk menentukan pilihannya secara jernih dan obyektif. Saat pelaksanaan Pilkada Serentak tahun 2015 terdapat dinamika politik yang kurang diperhitungkan yaitu di beberapa daerah hanya terdapat 1 (satu) pasangan calon atau yang biasa disebut dengan calon tunggal. Fenomena pasangan calon tunggal kembali muncul pada Pilkada Serentak tahun 2017, bahkan jumlahnya lebih banyak dari tahun 2015. Salah satu daerah yang melaksanakan Pilkada Serentak 2017 dengan pasangan calon tunggal adalah Kabupaten Landak yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Fenomena munculnya calon tunggal dalam beberapa periode pemilihan kepala daerah terakhir ini tidak dapat dianggap begitu saja sebagai masalah biasa. Partai politik sebagai salah satu pilar demokrasi yang berada di posisi input struktur politik, sangat berperan dalam menggerakkan sistem politik untuk menghasilkan output yang baik. Partai politik dalam melakukan rekrutmen politik melalui kaderisasi partai harus dapat menjaring masyarakat untuk menjadi kader potensial calon kepala daerah, dengan demikian hakikat kontestasi dalam demokrasi tidak hilang karena mengacu kepada prinsip pemilihan yang memberikan alternatif pilihan, pemilihan tanpa kontestasi menghalangi pemilih untuk dapat memilih kandidat alternatif di luar calon tunggal. Kata kunci : Pemilihan Kepala Daerah Serentak, Calon Tunggal, Bupati dan Wakil Bupati, Komisi Pemilihan Umum