PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG NILAI AGUNANNYA DIBAWAH PLAFON KREDIT DI BANK MAYORA

Pada praktiknya, pemberian kredit oleh Bank diberikan kepada siapa saja yang memiliki kemampuan untuk membayar kembali dengan syarat melalui suatu perjanjian utang piutang di antara kreditur dan debitur. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah apa faktor pertimbangan bank selaku kreditor dalam pemberian perjanjian kredit yang nilai agunannya dibawah nilai plafon kredit serta bagaimana tanggung jawab para pihak apabila terjadi wanprestasi debitor dalam perjanjian kredit yang nilai agunannya dibawah plafon kredit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode yuridis empiris yaitu suatu pendekatan yang dilakukan atau yang digunakan untuk menjadi acuan dalam menyoroti permasalahan aspek-aspek hukum yang berlaku. Hasil penelitian ini pada akhirnya memberikan jawaban bahwa faktor pertimbangan bank selaku kreditor dalam pemberian perjanjian kredit yang nilai agunannya dibawah nilai plafon kredit karena self dealing yang sering terjadi dikarenakan adanya interest tertentu dari pejabat pemberi kredit terhadap permohonan yang diajukan nasabah, terkait tanggung jawab para pihak khusunya apabila terjadi wanprestasi debitor dalam perjanjian kredit yang nilai agunannya dibawah plafon kredit adalah dengan memberikan toleransi berupa kebijakan mundurnya tanggal pembayaran. Saran dari penelitian ini adalah kepada para pihak Bank Mayora agar lebih menerapkan asas kehati-hatian dalam pemberian kredit, sehingga tidak menimbulkan potensi-potensi gagal bayar dikemudian kelak