Strategi komunikasi masyarakat dalam penyelesaian konflik tanah di Desa Surokonto Wetan Kecamatan Pageruyung Kabupaten Kendal: perspektif dakwah

Tanah merupakan sumber kehidupan masyarakat petani. Pelepasan atasnya tidak akan terjadi begitu saja. Usaha mempertahankan dan memperoleh pengakuan atas tanah tak jarang menimbulkan konflik. Salah satunya konflik tanah yang terjadi di Desa Surokonto Wetan Kecamatan Pageruyung Kabupaten Kendal. Fenomena konflik disebabkan adanya perbedaan persepsi, kebutuhan dan tujuan antara pemerintah, pihak industri, dan masyarakat yang tidak dapat dikomunikasikan dengan baik dan bijak. Kondisi tersebut memerlukan strategi komunikasi. Strategi komunikasi yang digunakan secara tepat dapat menjadi sarana penanganan dan pemulihan konflik. Pada setiap peristiwa konflik, Islam mengajarkan untuk diselesaikan. Sebab kondisi damai merupakan bagian dari dakwah Islam. Oleh karena itu penting untuk dijawab dalam penelitian: pertama, bagaimana konflik tanah yang terjadi di desa Surokonto Wetan? Kedua, bagaimana strategi komunikasi yang digunakan masyarakat dalam penyelesaian konflik? Ketiga, bagaimana proses strategi komunikasi ditinjau dari perspektif dakwah? Adapun metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif studi kasus, dengan memahami obyek berupa kelompok masyarakat secara mendalam. Pendekatan penelitian adalah ilmu komunikasi dan ilmu dakwah. Teknik pencarian data menggunakan wawancara semi tersetruktur dan mendalam, dokumentasi dan observasi non-partisipan. Proses analisis data meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik analisis konflik digunakan pemetaan konflik. Hasil dari penelitian, yaitu: pertama, konflik tanah yang terjadi di Surokonto Wetan merupakan konflik asimetris, yakni antara warga dan Perum Perhutani Kendal. Konflik terkait tukar guling lahan antara PT Semen Indonesia dengan Perum Perhutani. Isu yang berkembang dalam konflik adalah sengketa lahan dan ditahannya dua warga Surokonto Wetan. Kasus telah bergulir sejak kabar penanaman jati oleh Perhutani di lahan warga pada Desember 2014, hingga saat ini kasus masih berkembang dan dua warga masih ditahan. Kedua, strategi komunikasi yang digunakan masyarakat dalam kerangka Waisbord terkait masalah definisi, tujuan yang ingin dicapai yang mempengaruhi pemilihan strategi, taktik dan kontinuitas gerakan terkait motivasi warga terhadap perubahan yang lebih baik. Ketiga,dalam perspektif dakwah konflik merupakan sesuatu yang harus dicarikan penyelesaiannya, yakni melalui pengumpulan informasi terkait persoalan, para pihak bertemu untuk melakukan perundingan sebagai upaya penyelesaian konflik, dan ketika tercapai kondisi damai agar tidak dilakukan sesuatu yang memicu konflik. Penyelesaian ini dilakukan melalui prinsip kebijaksanaan, nasihat yang santun dan debat argumentatif yang tidak menjatuhkan lawan. Upaya ini telah dilakukan warga sebelum tahap litigasi berlangsung, namun belum membuahkan hasil hingga kemudian terjadi penahanan warga. Perkembangan saat ini adalah tahap permohonan grasi untuk pembebasan dua warga yang divonis delapan tahun penjara dan denda 10 miliyar, adapun pembebasan tanah belum nampak perkembangannya. Temuan tersebut memberikan acuan dalam menentukan strategi komunikasi masyarakat dalam penyelesaian konflik dari perspektif dakwah