PERJALANAN POLITIK DOUWES DEKKER PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA TAHUN 1908-1942

Skripsi ini berjudul "Perjalanan Politik Douwes Dekker Pada Masa Pergerakan Nasional Indonesia Tahun 1908-1942". Mengkaji tentang Douwes Dekker yang merupakan seorang tokoh Pergerakan Nasional yang memiliki latar belakang sebagai seorang indo atau peranakan yang bercita-cita memperjuangkan kesetaraan hak bagi semua ras yang ada di Hindia, dan ia merupakan pelopor lahirnya partai politik pertama di Indonesia, perjuangannya tidak sampai hanya membuat sebuah partai tetapi bergerak ke daerah-daerah untruk menghimpun masa, pergerakannya ini mendapat penolakan dari pihak kolonial belanda mengenai gerakan yang dilakukan Douwes Dekker ini karena dianggap dapat mengancam ketertiban umum. Melalui penelitian ini penulis mencoba menelusuri bagaimana peran Douwes Dekker di bidang politik pada masa Pergerakan Nasional 1908-1942. Dari permasalahan yang dikaji penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peran Douwes Dekker pada masa Pergerakan Nasional terutama dalam bidang Politik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode historis, yang meliputi heuristik yaitu proses pengumpulan sumber, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Douwes Dekker sebagai tokoh Pergerakan Nasional memiliki peranan dalam memperjuangkan kepentingan nasional. Sebelum didirikannya Indische Partij, Douwes Dekker bekerja di sebuah perkebunan sebagai pengawas perkebunan, dari sinilah semangatnya muncul dan menentang penindasan, Douwes Dekker juga pernah ikut berperang di Afrika Selatan melawan kolonialisme Inggris. Selain itu juga Douwes Dekker aktif dan bekerja di sejumlah surat kabar. Pada tahun 1912 Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo dan Soewardi Suryaningrat mendirikan partai politik pertama di Indonesia dan diberi nama Indische Partij. Didirikannya organisasi ini bertujuan untuk membangkitkan rasa patriotisme orang Hindia untuk tanah yang memberikannya kehidupan, yang mendorongnya untuk bekerjasama atas dasar persamaan hak politik nasional untuk mengembangkan tanah air Hindia, dan untuk mempersiapkan kehidupan bangsa yang merdeka. meskipun memiliki anggota yang cukup banyak tetapi organisasi ini tidak bertahan lama hanya setahun berdiri. Dikarenakan adanya penolakan dari pemerintah kolonial yang dianggap berbahaya dan dapat mengancam ketertiban umum. Meskipun mendapat penolakan, Douwes Dekker tetap melanjutkan perjuangannya dengan berkerja di surat kabar bersama Tjipto dan Soewardi Suryaningrat, selain itu Douwes Dekker juga mendirikan sekolah yang diberi nama Ksatrian Instituut. Dengan aksi-aksinya ini, Douwes Dekker, Tjipto dan Soewardi sering keluar masuk penjara. Pada saat Indonesia merdeka pun Douwes Dekker berkontribusi dalam pemerintahan yaitu dengan menjadi menteri negara pada 1 Mei 1947 yang ditunjuk langsung oleh Soekarno, dan duduk dalam kabinet Sjahrir III. Kata kunci: Douwes Dekker, Indische Parti