KONTRUKSI DIRI PEREMPUAN PELAKU ATAS PERNIKAHAN SIRI (Studi Di Desa Kalisat Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan)

Pernikahan siri sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda hingga sampai saat ini. Kentalnya terhadap pengetahuan agama menjadikan masyarakat melakukan pernikahan secara agama sudah dirasa cukup. Pernikahan siri dilakukan pada semua lapisan masyarakat tidak terkecuali perempuan. Meskipun pada tahun 1974 telah dibuat adanya peraturan pemerintah yakni undang-undang tentang Perkawinan. Inti salah satu isi undang-undang tersebut yakni untuk mencatatkan setiap pernikahan agar suatu hubungan pernikahan memiliki payung hukum yang melindungi. Dampak-dampak negatif dari pernikahan siri pun banyak sekali yang merugikan pihak perempuan, namun perempuan tetap melakukan pernikahan secara siri karena adanya pengetahuan agama yang sangat kental sejak dahulu. Fenomena pernikahan siri telah menjadi realitas bersama di dalam suatu masyarakat. Penelitian ini mengungkapkan kontruksi sosial perempuan atas pernikahan siri yang terjadi di Desa Kalisat. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan jenis kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pemilihan subjek dilakukan dengan cara purposive sampling yakni memilih subjek penelitian dengan kreteria tertentu yang sesuai dengan penelitian. Data-data dari penelitian ini di dapatkan melalui wawancara dan observasi serta dokumentasi. Wawancara dilakukan pada 11 perempuan pelaku pernikahan siri serta diperkuat dengan adanya 5 informan yakni 2 orang suami pelaku pernikahan siri, modin, kepala desa Kalisat dan makelar nikah. Data-data tersebut yang nantinya akan menjadi sumber temuan penelitian dan akan dianalisis menggunakan teori yang sesuai. Analisis dalam penelitian ini menggunakan teori Kontruksi Sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Teori yang menyebutkan unsur subjektif dan objektif yang saling keterkaitan dalam mempengaruhi realitas sosial. Realitas sosial di dalamnya terdapat proses-proses sosial. Berger dan Luckmann menyebutkan bahwa ada 3 momen proses sosial yakni eksternalisasi, objektifikasi dan Internalisasi. Tiga momen proses sosial tersebut Proses kontruksi sosial dikemukakan pada awal terjadinya pernikahan siri di desa Kalisat, munculnya profesi makelar nikah, hingga masa dimana perempuan tersebut tetap melakukan pernikahan siri meskipun adanya pengetahuan undang-undang pernikahan.. Kesebelas perempuan pelaku pernikahan siri memiliki kontruksi sosial masing-masing yang terjadi pada setiap individu. Hal ini mereka jalani dari proses sosial. Mulai dari adanya realitas bersama yang di dalamnya terdapat ruang-ruang objektif kemudian dinalar kedalam pikiran individu dengan subjektifitasnya masing-masing, hingga memunculkan realitas makna baru yang ada di dalam masyarakat. Kontruksi sosial atas pernikahan yang dialami perempuan Desa Kalisat terdapat 3 kontruksi pengetahuan yakni : pengetahuan agama, pengetahuan makelar nikah dan pengetahuan ekonomi (materiil). Pengetahuan ini yang mengkontruksi nalar pemikiran individu perempuan di Desa Kalisat