PERGESERAN MAKNA TRADISI SOGUKAN PADA MASYARAKAT SUKU MADURA (Studi Pada Masyarakat Desa Sumberkerto Kecamatan Pagak Kabupaten Malang)

Proses Kehidupan masyarakat Madura tidak dapat dilepaskan dari serangkaian tradisi yang telah menjadi kebiasaan Suku Madura. Salah satu tradisi yang masih dilestarikan oleh para Suku Madura hingga saat ini adalah Tradisi Sogukan. Sogukan dimaksudkan untuk membantu meringankan beban masyarakat yang menggelar acara hajatan atau selebrasi dalam bentuk sumbangan. Sumbangan berupa barang diberikan kepada warga masyarakat yang menggelar hajatan atau selebrasi pada tradisi Sogukan agar beban yang dipikul penyelenggara Sogukan tidak terlalu berat. Tradisi Sogukan saat ini mengandung nilai resiprositas atau timbal-balik yaitu bentuk tolong-menolong yang didasari adanya kepentingan yang sama dalam hidup bermasyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan pergeseran dan alasan pergeseran makna tradisi Sogukan pada masyarakat Desa Sumberkerto, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang. Peneliti menggunakan teori Interaksionisme Simbolik milik Herbert Blumer untuk menganalisa pergeseran makna tradisi Sogukan. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara, penelitian pustaka, dan penggalian dokumentasi. Informan peneliti adalah masyarakat yang sudah pernah dan masyarakat yang belum menyelenggarakan tradisi Sogukan, tokoh masyarakat, dan perangkat Desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk tradisi Sogukan yang semula sumbangan berwujud barang hasil pertanian dan peternakan kini telah berganti menjadi uang dan barang berharga dengan nilai tinggi. Sogukan yang seharusnya merupakan bentuk bantuan bagi mereka yang mengalami kesulitan, justru menjadi beban tersendiri bagi masyarakat Suku Madura di Desa Sumberkerto saat ini. Pergeseran makna tradisi Sogukan pada masyarakat Suku Madura dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pengaruh keluarga, lingkungan tempat tinggal, kekuatan ekonomi, dan orientasi generasi muda. Sogukan sebagai tanda solidaritas kini diwarnai oleh kepentingan-kepentingan sosial dan finansial masyarakat