KEBIJAKAN PENYEDIAAN FASILITAS KESEHATAN BAGI ANAK DENGAN HIV-AIDS PADA KABUPATEN LAYAK ANAK ( Studi di Kabupaten Tulungagung)

Keadaan kesehatan penduduk merupakan salah satu modal bagi keberhasilan pembangunan bangsa, karena dengan penduduk yang sehat pembangunan diharapkan dapat berjalan lancar. Keadaan kesehatan juga merupakan indikator tingkat kesejahteraan. Semakin baik keadaan kesehatan, kesejahteraan tersebut semakin baik dan sebaliknya. Pemenuhan fasilitas kesehatan merupakan wujud dari sebuah kebijakanyang dirancang untuk menterjemahkan visi politis pemerintah atau lembaga pemerintah kedalam program dan tindakan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang kesejahteraan sosial (sosial welfare).KLA merupakan istilah yang diperkenalkan pertama kali oleh Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan tahun 2005 melalui kebijakan Kota Layak Anak. Karena alasan untuk untuk mengakomodasi pemerintahan kabupaten, belakangan ini istilah Kota Layak Anak menjadi Kabupaten/Kota Layak Anak dan kemudian disingkat menjadi KLA. Penelitian ini menggunakan konsep kebijakan sosial, fasilitas kesehatan konsep anak dan AIDS/HIV. Kebijakan sosial adalah kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan tindakan yang memiliki dampak langsung terhadap kesejahteraan warga negara melalui penyediaan pelayanan sosial atau bantuan keuangan (Marshall,1965). Kebijakan sosial mencakup, yakni karakteristik kebijakan sosial, tujuan kebijakan sosial. Fasilitas kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. dan Pengertian anak ditinjau dari aspek sosial menurut Undang-Undang perlindungan anak nomor 35 tahun 2014 bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Konsep HIV/ AIDS, Acquired Immune Defeciency Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang disebabkan oleh Human Immuno Defeciency virus (HIV) Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif menggunakan teknik pengumpulan data yakni wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitiaan menggunakan purposive sampling. Teknik analisis data reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya kebijakan penyediaan fasilitas kesehatan bagi pasien HIV-AIDS sudah menunjang kebutuhan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.salah satu factor pendukung dari tersedianya fasilitas kesehatan adalah adanya komitmen peraturan daerah. Namun Dalam pemenuhan indikator sebagai fasilitas kesehatan yang ramah terhadap anak belum cukup memadai karena dalam terkendala minimnya bangunan atau ruangan yang dimiliki oleh rumah sakit dan puskemas. Faktor pendukung dalam penyediaan fasilitas kesehatan tersebut yakni adanya produk undang-undang berupa peraturan daerah, tersedianya rumah sakit yang menunjang kebutuhan pasien HIV-AIDS, kemudian faktor yang menghambat penyediaan failitas kesehatan tersebut yakni kurangnya komitmen pemerintah dalam melaksanakan peraturan daerah yang sudah dirancang, Kurangnya kesiapan dari pemerintah itu sendiri dalam menjalankan program yang dibuat sehingga banyak kendala yang dipenuhi seprti minimnya ruangan dalam fasyankes yang ditunjuk atau disiapkan