Kajian Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Berbasis Kearifan Lokal dalam Masyarakat Aceh

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan konsep pendidikan karakter Anak Usia Dini yang berbasis kearifan lokal dalam masyarakat Aceh dan untuk memperoleh informasi mengenai jenis kearifan lokal yang digunakan dalam mendidik anak usia dini oleh masyarakat di Aceh serta untuk menemukan tantangan masyarakat Aceh dalam menerapkan pendidikan karakter pada anak usia dini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif yang bersifat eksploratif. Penelitian ini dilakukan di tiga kabupaten di provinsi Aceh. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah tokoh adat Aceh, tokoh pendidikan, dan masyarakat. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan kajian dokument/studi dokumentari. Keabsahan data dilakukan dengan teknik meningkatkan ketekunan pengamatan dan triangulasi. Teknik analisis data dilakukan dengan teknik komponensial dan kontekstual yang dilakukan secara induktif melalui tahapan analisis data dengan langkah-langkah: (a) data reduction, data display, danconclusion drawing/ verification. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) konsep pendidikan karakter anak usia dini berbasis kearifan lokal dalam masyarakat Aceh sejalan dengan nilai-nilai pendidikan Islami yang menghasilkan suatu adagium dalam masyarakat Aceh bahwa “agama ngon adat lagei zat ngon sifeut”, yang artinya adat yang berlaku di Aceh harus disesuaikan dengan ketentuan hukum Islam. Kedua norma itu dijadikan tempat berpijak dalam mengatur tindakan, aktivitas, tata pergaulan, dan interaksi mulai lingkungan paling kecil (keluarga) hingga kemasyarakat luas; (2) Jenis kearifan lokal dalam keluarga masyarakat Aceh meliputi; masa kelahiran; koh pusat (memotong tali pusar), azan dan iqamat, tanom adoe (menanam plasenta) dan: pasca kelahiran; peucicap (memberi rasa), cuko ok (cukur rambut), peutron aneuk (turun tanah), hakikah (aqiqah); (3) Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Aceh dalam menerapkan pendidikan karakter yang berbasis kearifan lokal Aceh, di antaranya: (a) dampak perkembangan teknologi; (b) perubahan lingkungan fisik seperti bencana alam dan sumber daya alam; (c) kontak dengan masyarakat lain dan kebudayaan masyarakat tersebut menggantikan kebudayaan setempat; (d) modernitas menjanjikan kemudahan dan kecepatan sehingga tradisi kearifan lokal dipandang rumit dan lambat sehingga dilakukanlah peringkasan tradisi