Analisis Perilaku Konsumen di Matahari Departement Store Plaza Tunjungan Surabaya

Dengan semakin cepatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia menyebabkan kebutuhan manusia meningkat pula. Salah satu kebutuhan manusia itu adalah pakaian. Sejalan dengan perkembangan jaman pola gaya hidup konsumen juga mengalami perubahan. Setiap kelompok umur mempunyai pola gaya hidup yang berbeda. Namun dengan semakin banyaknya departement store membuat semakin tajamnya persaingan di bidang ini, sehingga perusahaan perlu merancang strategi untuk memenangkan persaingan ini dengan mengetahui perilaku konsumen yang dituju. Untuk itu penelitian Tugas Akhir ini ingin mengetahui faktor-faktor demografi, gaya hidup konsumen pakaian wanita Matahari, mengevaluasi kualitas layanan untuk memperbaiki strategi pemasaran. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan angket dan wawancara langsung dengan responden. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk menggambarkan karakteristik konsumen secara umum. Selanjutnya menggunakan analisis pengelompokan responden berdasarkan faktor gaya hidup menurut PT. Surindo Utama yang terdiri dari delapan dimensi tipe manusia (affluent, achiever, loners, anxious, socialities, pusher, attention seeker, pleasure seeker). Untuk mengetahui ketergantungan antar kelompok dengan variabel kualitatif dapat dilakukan dengan analisis crosstab. Selain itu dilakukan analisis manova untuk mengetahui perbedaan rata-rata persepsi dan ekspektasi antar cluster dan uji t untuk mengetahui perbedaan antara mean tingkat persepsi dengan tingkat ekspektasi. Dilakukan juga analisis gap 5 terhadap variabel-variabel gaya hidup yang menonjol, selanjutnya menyusun analisis perbaikan strategi pemasaran. Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data diperoleh 8 kelompok gaya hidup konsumen pakaian wanita Matahari, tetapi hanya tiga kelompok mayoritas yang dipilih untuk diteliti lebih lanjut, karena kedua kelompok sudah mencakup 50% total responden maka dianggap sudah cukup mewakili pasar. Ketiga kelompok gaya hidup tersebut adalah aftluent (26 responden), anxious (27 responden) dan attention seeker (22 responden). Ketergantungan ketiga cluster tersebut dibedakan secara demografi melalui usia, pendidikan terakhir, pengeluaran tiap bulan, frekuensi berkunjung, tempat belanja selain Matahari, yang paling diperhatikan dalam membeli, frekuensi membeli pakaian. Untuk gap 5, perbaikan dilakukan pada variabel-variabel yang terletak pada kuadran IV dan variabel tersebut adalah model produk sesuai dengan gaya masa kini, sering dilakukan discount, produk mudah didapatkan, model produk yang dipasang mengikuti trend, pelayanan kasir cepat, pembayaran dengan semua kartu kredit dapat diterima, suasana nyaman dan bersih