Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) di SMAN 4 Sidoarjo

Permasalahan mengenai pendidikan karakter di zaman modern ini telah menjadi keprihatinan di seluruh lapisan masyarakat. Berbagai krisis moral yang menyerang negara indonesia. Pendidikan karakter tidak hanya diberikan melalui kegiatan pembelajaran dikelas, tetapi juga diberikan melalui kegiatan ekstrakurikuler, seperti kegiatan ekstrakurikuler Dewan Kemakmuran Masjid. Dalam hal ini penulis membahas mengenai penguatan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler Dewan Kemakmuran Masjid. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses pelaksanaan, program, serta kendala pada kegiatan ekstrakurikuler Dewan Kemakmuran Masjid dalam penguatan pendidikan karakter. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan mengunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan model Miles and Huberman, yaitu display data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) proses pelaksanaan penguatan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler Dewan Kemakmuran masjid telah berjalan sangat baik, memiliki berbagai program unggulan yang dilakukan didalam maupun diluar sekolah, serta pelaksana dari kegiatan ini meliputi pembina DKM, guru pendidikan agama Islam, alumni DKM, serta siswa-siswi yang terstruktur dalam kepengurusan DKM. (2) Program-program yang dimiliki oleh kegiatan ekstrakurikuler Dewan Kemakmuran Masjid dibagi menjadi beberapa bidang, yaitu bidang pendidikan, bidang wadah aktualisasi dan pengembangan, sarana pendukung, serta keorganisasian, yang pada setiap bidang memiliki program masing-masing. (3) Kendala-kendala yang dihadapi oleh organisasi Dewan Kemakmuran Masjid dalam proses penguatan pendidikan karakter siswa ialah kurangnya dana yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan acara, banyaknya kegiatan yang berjalan tidak sesuai dengan jadwal yang telah disusun karena berbenturan dengan agenda sekolah, Kendala ketiga lebih pada pengertian kegiatan dan kesibukan anggota yang dimana beban sekolahnya banyak dan akhirnya ini sangat berefek pada intensitas anggota dalam menjalankan kegiatan piket harian