PERENCANAAN STRATEGI KOMUNIKASI MUSEUM BENTENG VREDEBURG YOGYAKARTA DALAM MENGUBAH CITRA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan strategi komunikasi yang dilaksanakan oleh Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta dalam mengubah citra. Adapun yang melatarbelakangi penelitian ini yaitu kesadaran masyarakat dalam mengunjungi museum masih relatif rendah sehingga berdampak pada kenyataan bahwa saat ini museum belum menjadi pilihan destinasi masyarakat dalam mengisi waktu libur dan waktu senggang. Seiring dengan kurangnya antusias masyarakat dalam mengunjungi museum maka perlu untuk melakukan perencanaan strategi komunikasi dalam mengubah citra museum sebagai salah satu sarana edukasi sejarah yang dapat mengembangkan ilmu pengetahuan pada masyarakat sehingga dapat membantu organisasi dalam mencapai tujuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian yaitu deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara yang dilakukan dengan empat narasumber meliputi koordinator perencanaan, personil bimbingan dan edukasi, koordinator dan personil publikasi dan humas Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Objek penelitian pada penelitian ini adalah Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta dan subjek penelitian yaitu karyawan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Adapun teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan strategi komunikasi yang dilakukan oleh Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta adalah strategy as a plan yaitu cara maupun rencana yang dibuat oleh organisasi untuk mencapai tujuan. Adapun perencanaan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yaitu membuat perencanaan strategis yang berlaku selama lima tahun dan membuat rencana program kerja pertahunnya. Berdasarkan perencanaan yang dibuat maka Museum Benteng Vredeburg memiliki citra keinginan yaitu mengubah pandangan masyarakat terhadap museum yang dahulu menjadi museum yang lebih menarik. Museum dengan cara pandang lama dipandang sebagai tempat yang kotor, angker dan penyimpan barang rongsok namun pada kenyataannya museum hadir dengan memberikan kenyamanan dari segi tempat dan menjadi edukasi sejarah yang menyenangkan dilengkapi dengan variasi program-program kerja yang melibatkan komunitas dan masyarakat