Tradisi Mebuug-Buugan Di Desa Kedonganan Sebagai Inspirasi Dalam Penciptaan Karya Lukis

Mebuug-buugan merupakan suatu tradisi dari Desa Kedonganan yang dilaksanakan setelah satu hari sesudah perayaan nyepi. Tradisi ini menggunakan lumpur bakau sebagai sarana simbolik untuk membersihkan kotoran di dalam diri manusia. Manfaat di dalam tradisi Mebuug-buugan ini antara lain untuk menjalin hubungan sosial antara masyarakat agar harmonis, antar sesama maupun dengan lingkungan sekitar di dalam kehidupan sosial. Skripsi ini menggunakan pendekatan teori semiotika, teori estetika, dan teori religi, sedangkan metode yang digunakan memakai metode penciptaan Alma Hawkins meliputi metode eksplorasi, eksperimen dan pembentukan. Teori tersebut untuk menjelaskan secara sistematis proses penciptaan. Penciptaan ini menghasilkan karya lukis sebanyak enam karya dengan judul (1) Memasuki Hutan Bakau, (2) Anak-anak Kedonganan, (3) Kasih Sayang, (4) Ekspresi Pemuda Kedonganan, (5) Ritual Pembersihan, (6) Pembersihan Diri. Dengan media yang digunakan cat akrilik atas kanvas menggunakan gaya lukis dekoratif. Kesimpulan bahwa dalam tradisi Mebuug-buugan terkandung makna untuk melestarikan kebudayaan Bali, sekaligus memperkenalkan masyarakat luas, bahwa dalam satu kegiatan bermasyarakat selain menjaga hubungan sosial dengan saling memaafkan kesalahan-kesalahan dengan mengoleskan lumpur, sehingga tradisi Mebuug-buugan layak untuk dijadikan sumber dalam karya seni lukis. Kata kunci: Mebuug-buugan, Kebersamaan, Seni lukis dekoratif