STUDI PENGGUNAAN SITIKOLIN PADA PASIEN STROKE ISKEMIK (Penelitian Dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo)

Latar Belakang: Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah ke otak tersumbat dengan penumpukan lemak yang disebut plak. Plak ini akan menghambat alirah darah ke sel-sel otak. Gejala stroke terlihat tergantung pada bagian mana dari otak yang rusak. Pada stroke iskemik, terapi neuroprotektan merupakan terapi yang utama pada fase akut iskemik. Sitikolin digunakan sebagai terapi neuroprotektan pada pasien stroke iskemik. Mekanisme kerja sitikolin adalah meningkatkan sintesis fosfatidilkolin dan meningkatkan produksi asetilkolin Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola penggunaan sitikolin terkait dengan dosis, pergantian obat maupun dosis, kombinasi, frekuensi, efek samping, outcome terapi yang dikaitkan dengan data klinik dan laboratorium pasien. Metode: Observasional retrospektif, dengan penyajian data secara deskriptif. Kriteria inklusi meliputi pasien rawat inap dengan diagnosis stroke iskemik di Instalasi rawat inap RSUD Sidoarjo dengan data RMK meliputi data terapi sitikolin dan obat lain yang menyertai. Hasil dan Kesimpulan: Pola penggunaan sitikolin yang paling banyak digunakan adalah sitikolin tunggal yaitu sebanyak 61 pasien (97%) dan dosis yang paling sering digunakan adalah (3x500 mg) IV sebanyak 43 pasien (78%). Penggunaan sitikolin dengan kombinasi sitikolin dosis (3x500 mg) IV dengan piracetam dosis (4x3000 mg) IV sebanyak 1 pasien (50%) dan kombinasi sitikolin dosis (3x250 mg) IV dengan piracetam (4x3000 mg) IV sebanyak 1 pasien (50%). Penggunaan sitikolin dengan pola pergantian terbanyak adalah sitikolin dengan dosis (3x500 mg) IV piracetam dengan dosis (4x3000 mg) IV yaitu sebanyak 4 pasien (44%)